Jepang selayang pandang
Tulisan
kecil tentang kesan dan pengalaman selama tinggal di jepang
Pendahuluan
Jepang adalah salah satu negara maju,
yang semua pembaca pasti sudah mengetahuinya. Kenapa mereka
biasa maju, walaupun sudah sering dibahas tampaknya tetap
menarik untuk diceritakan kembali. Secara geografis mereka
sangat miskin, hanya 30 % dari luas wilayahnya yang bisa
dihuni, selebihnya adalah laut dan bukit. Hasil tambang
atau hasil alam, selain perikanan, hampir tidak ada. Ditambah
lagi dengan gempa, tsunami dan angin topan yang datang secara
berkala setiap tahun, membuat kerasnya kehidupan mereka
seakan bertambah lengkap.
Negara ini pernah menutup diri untuk jangka
waktu yang lama, sebagai cara untuk mencegah masuknya pengaruh
asing, sampai akhirnya menyadari kesalahannya dan menebusnya
dengan melakukan perubahan berani dan besar besaran yang
dikenal dengan "Restoresei Meiji" nya. Negara
ini juga pernah hancur porak poranda ketika perang dunia
ke 2 namun bisa bangkit dalam waktu yang relatif singkat.
Tentu saja sangat tidak mudah untuk mau belajar dan membuka
diri mengejar ketertinggalan. Juga sangat tidak gampang
untuk bangkit dari kekalahan. Namun mereka mampu melakukannya
bisa melakukannya.
Disini saya tidak akan beragrumen atau
berteori tantang kemajuan negara jepang tapi ingin bercerita
tentang pengalaman dan kesan saya tentang negara tersebut.
Beberapa hal yang mengesankan yang bisa saya ceritakan adalah
sebagai berikut :
Sopan santun di jalan raya
Arus kendaraan mengarlir dengan sangat
tertib dan teratur, hampir tidak terjadi kemacetan berarti
dan suara klaslon mobil yang merupakan suara umum khas
jalan raya disamping deru mesin kendaraan, nyaris tidak
terdengar. Di sini pengendara bisa memacu kendaraannya
dengan kecepatan yang cukup tinggi tanpa ada rasa khawatir
pengendara lain yang memotong jalan atau penyebrang yang
melintas secara mendadak, karena untuk menyebrang harus
dilakukan pada tempat yang sudah ditentukan, seperti zebra
cross.@ Ketika lampu merah, pengandara sudah pasti harus
mengentikan kendaraannya, namun walaupun lampu hijau,
namun bukan berarti bisa belok kiri atau kanan jalan terus
karena disaat yang sama adalah lampu hijau untuk pejalan
kaki untuk menyebrang. Untuk kota kota yang berpenduduk
padat, dengan jumlah penyebrang yang mencapai puluhan
orang, proses menunggu ini bahkan bisa berlangsung lebih
lama lagi.
Ketika penyebrang sudah habis, kembali
harus berhenti karena lampur merah yang kedua bukanlah
hal yang tidak mungkin. Untuk kendaraan besar sejenis
truk, biasanya dilengkapi dengan speaker yang akan meberikan
peringatan ketika membelok " Beep....beep....mau
belok kiri, mohon hati hati"secara berulang ulang.
Di atas aspal juga terdapat tulisan besar "Belok
kiri tolong hati hati". Aktivitas menyebrang jalan
menjadi sangat menyenangkan bukan saja aman dilakukan
oleh orang dewasa, namun juga oleh anak kecil, orang tua
dan pengguna kursi roda. Kadang saya merasa "ditunggu"
ketika kita menyebrang, karena jarak saya dengan mobil
pengendara yang masih dua atau tiga meter di depan saya.
Kemacetan juga kadang terjadi, namun
bukan merupakan bagian dari keseharian. Bus kota misalnya,
memiliki time schedul, waktu berhenti di setiap halte
dengan sangat tepat waktu. Toleransi kelambatan ( di tempat
saya ) biasanya tidak lebih dari tiga menit, bisa memberikan
gambaran bagaimana susana jalan di jepang. Dulu saya sama
sekali tidak mengerti dengan apa yang dikeluhkan oleh
beberapa rekan jepang yang mengatakan situasi berlalu
lintas di Indonesia yang menakutkan dan tanpa aturan.
Menakutkan bagaimana ? Aman aman saja khan ?
Kebersihan
Kebersihan tampaknya merupakan bagian
dari budaya orang jepang. Secara umum kota kota di jepang
sangat bersih. Bukan hanya di sepanjang jalan utama, namun
lebih jauh ke dalam, digang gang kecil bahkan di sepanjang
daerah aliran sungai termasuk juga didalamnya. Walaupun
bersih yang dimaksud masih harus diberi tanda kutip, karena
air sungainya berwarna kehijauan terlihat sedikit aneh,
namun aneka macam sampah, terutama sampah plastik plastik
hampir tidak terlihat. Sungai di beberapa tempat di pusat
kota ada yang dijadikan sebagai tempat wisata. Coba saja
kalau sungainya bau, mana ada yang mau datang.
Banjir kadang terjadi juga terjadi di
jepang, namun lebih sering terjadi daerah dari pada di
kota, hal yang mungkin sebaliknya di negara kita. Penyebabnya
biasanya karena hujan yang kelewat deras atau jebolnya
tanggul, namun bukan karena sampah. Air coberan, limbah
rumah tangga tidak bisa dialirkan ke dalam got begitu
saja, namun semuanya harus tersambung ke pipa milik pemerintah.
Bayangkan saja kalau seandainya semua warga bisa menggali
menggali dan membuat lubang kamar mandinya sendiri, stasiun
dan jalur kereta api yang letaknya dibawah tanah bisa
bau, atau bangunan bisa jebol kebawah. Membuat bangunan
rumah atau gedung di sini juga cendrung membutuhkan waktu
lama, hanya untuk urusan bawah tanah seperti pipa air,
limbah dll. Untuk masalah sampah, ada beberapa aturan
tertentu yang harus kita patuhi diantaranya. melakukan
pemisahan menurut jenisnya, sampah rumah tangga, plastik
, kertas, aluminuim, gelas dll Jadwal pembuangan diatur,
biasanya dua kali seminggu.
Kenyamanan transportasi umum
Kemudahan dan kenyamanan menggunakan angkutan publik
adalah salah satu kelebihan dari negara Jepang, yang sangat
disukai oleh kebanyakan orang asing atau wisatawan yang
berkunjung di negeri ini. Hampir semua tempat tempat penting
obyek wisata di seluruh negeri bisa ditempuh dengan kendaraan
umum. Kendaraan yang paling populer adalah kereta api.
Tiap hari puluhan juta orang memanfaatkan angkutan ini.
Jalur kereta api sangat banyak dan juga sangat padat.
Untuk waktu rush hour atau jam kerja, kereta melinas hampir
setiap lima menit bahkan kurang. Jadi bisa dibayangkan
bagaimana padatnya jalur kereta disini namun walaupun
begitu kereta selalu datang tepat waktu. Bahkan sering
ada kelekar dari mereka, "Kalau jam ditangan anda
tidak sesuai dengan jadwal kereta, maka jam di tangan
anda harus diperbaiki !" Tampaknya ungkapan yang
tidak sepenuhnya salah. Memiliki mobil adalah adalah alternatif
terakhir, tertuama untuk daerah yang angkutan umumnya
jarang seperti di daerah pedesaan. Mungkin kebalikannya
dengan situasi di tanah air.
Disamping nyaman, transportasi publik di Jepang juga
selalu tepat waktu. Jadwal keberangkatan dan kedatangan
kereta persis sesuai dengan yang tertulis di tabel ( time
schedule ) atau papan petunjuk yang ada. Jadi tidak ubahnya
seperti jadwal keberangkatan pesawat udara. Demikian juga
dengan angkutan lain seperti bus misalnya. mempunyai jadwalnya
masing masing.. Ada pomeo lama yang mengatakan
"Kalau waktu di jam tangan anda tidak sesuai dengan
jadwal kereta maka dipastikan yang rusak adalah jam tangan
Anda"
Kenyaman pelayanan publik
Bagi yang pernah berurusan dengan kantor
pemerintahan di jepang pasti bisa merasakan susana yang
sangat mengesankan Pertama dari suasana dan ruang kerja
pegawai. Gedung atau bangunan yang disebut kantor pemerintah
itu biasanya terdiri dari satu ruangan besar. semua pegawai
pemerintah, mulai dari karyawan sampai pimpinan duduk dalam
satu ruang yang sama. Pimpinan bisa melihat apa yang dikerjakan
oleh bawahannya atau sebaliknya dan yang terpenting masyarakat
umum juga bisa melihat apa yang mereka kerjakan. Kalau dibandingkan
sekilas dari bentuk fisik bangunan gendung pemerintah disini
dengan yang di Indonesia tampaknya sama saja, bahkan kantor
desa yang sering saya kunjungi disini terlihat terlalu sederhana
dan sedikit tua namun kalau kita masuk kedalamnya, perbedaanya
akan terlihat dengan jelas.
Papan pengumuman, daftar petujuk, formilir
dan brosur adalah fasiltas standar yang pasti ada. Tinggal
ikuti petunjuk dan kalau data yang kita isi benar dan dokumen
yang diperlukan dilengkapi tinggal membayar tarif sesuai
yang ditentukan (biasanya disarankan harus uang pas) dan
menunggu dokumen kita selesai. Untuk dokumen yang lebih
rumit atau tidak bisa selesai hari itu juga, maka kita akan
diberikan selembar tanda terima yang berisi waktu kapan
dokumen itu bisa kita ambil. Kadang kadang bisa juga pemberitahuan
disampaikan lesat kartu post yang bisa kita beli di tempat
itu. Keramahan dan kenyamanan pelayanan ini tampaknya terlalu
banyak untuk diceritakan. Beberapa dokumen atau pasport
yang lupa saya copy, mereka copykan dengan gratis, belum
lagi kesibukan petugas yang mengantar kita kesana kemari,
(bukan dilempar,lho !) dari petugas yang satu ke petugas
yang lainya, terasa menyenangkan dan dianggap penting.
Untuk kantor pemerintah lainya seperti
imigrasi misalnya, situasinya sedikit lain yaitu adanya
kaca penyekat dan lobang kecil untuk memasukkan dokumen,
mirip ruang kerja kantor post di Indonesia, namun suasana
didalamnya sama saja. Pimpinan dan karyawan yang bisa saling
plotot. Di setiap loket ada mesin nomor, yang mengeluarkan
secarik kertas bernomor yang harus kita ambil. Nomor yang
tertera adalah nomor antre yang akan diumumkan atau dipanggil
lewat pengeras suara. Tampaknya sangat jelas, mudah dan
tidak berbelit belit. Yang susah mungkin adalah proses antree
atau menunggu itu yang bisa berlangsung seharian, karena
"pesertanya" yang sangat banyak dan dari berbagai
negara. Ditambah lagi, semuanya harus dilakukan sendiri
dan tidak boleh diwakili. Tampaknya untuk masalah yang terakhir,
di negara kita lebih maju.
Semua yang saya ceritakan adalah pelayanan yang diberikan
oleh pegawai pemerintah, sedangkan kalau dibandingkan dengan
pelayanan yang diberikan oleh swasta pasti lebih ghebohh
lagi disamping itu responnya sangat cepat. Pelayanan di
kantor pemerintah mendadak terasa lambat dan kurang ramah.
Entahlah kalau kita bandingkan dengan situasi di negara
kita . . .
Buku dan Perpustakaan
Orang jepang tampaknya tidak bisa dipisahkan
dengan buku. Sebuah buku kecil umum di bawa oleh kebanyakan
orang untuk dibaca sebagai pengisi waktu luang, di taman,
ketika mengunggu, di dalam bus bahkan juga di dalam kereta
api yang penuh penumpang sekalipun. Toilet ruamah tanggapun
sering dilengkapi dengan buku. Hampir semua daerah mempunyai
perpusatakaanya sediri sendiri. Koleksi bukunya cukup banyak
dan beragam, tua namun sangat terawat. Untuk koleksi buku
yang lebih lengkap atau buku berbahsa asing, kita harus
mendatangi perpustakaan pusat.
Untuk memudahkan pencarian, tersedia banyak
komputer yang harus kita pencet sendiri. Buku yang tidak
ada, bahkan bisa kita request. Setiap orang bisa meminjam
5 judul buku selama dua minggu. Jumlah maksimum yang terlalu
banyak menurut saya namun tidak untuk orang jepang. Disamping
meja besar yang bisa digunakan oleh banyak orang, tersedia
juga meja belajar tersendiri, yang ada penyekat dan lampu
belajarnya masing masing, mirip suasana belajar di kamar
sendiri. Meja belajar khusus ini tersedia dalam jumlah yang
amat banyak, bahkan puluhan dan selalu penuh, apalagi di
musim liburan anak sekolahan jadi datang pagi pagi sebelum
perpustakaan buka, adalah cara yang paling aman. Namun tidak
jarang antrean sudah sangat panjang ketika kita sampai yang
berarti harus datang lebih pagi lagi.
Di musim panas atau musim dingin, perpustakaan
andalah tempat yang nyaman dan murah untuk belajar sekaligus
berhemat AC dan mesin pemanas di rumah. Selain perpustakaan,
toko buku juga bisa dijumpai di banyak tempat dengan mudah.
Toko buku bekas juga cukup banyak dengan harga yang hampir
setengahnya, karena kebanyakan orang jepang cendrung menjualnya
kembali dengan alasan tidak punya tempat untuk menyimpan.
Alasan lain yang kadang kedengarannya sangat mulia adalah,
agar bisa dibaca oleh orang lain lebih banyak dan murah,
dari pada disimpan sendiri.
Luasnya pengetahuan seseorang juga kadang
bisa dinilai dari berapa banyaknya judul buku yang dibacanya
pertahun. Hampir semua pengetahuan luar, buku best seler
dari negara lain dan buku asing penting lainya bisa didapatkan
disini, tentunya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa jepang,
bahasa satu satunya yang dimengerti oleh kebanyakan orang
disini. Buku tentang batik atau tentang Indenesia lainya
tampaknya lebih mudah didapatkan disini dari pada di Indonesia.
Aneh bukan ?
Ruang hijau kota
"Taman atau hutan kota merupakan
paru paru kota " Kalau seandainya motto ini diterapkan
di negara kita, sebagian besar dari kota kota di negara
kita dalam keadaan sakit karena tidak punya paru paru. Taman
kota bisa dijumpai di banyak tempat dari yang berukuran
kecil sampai yang berukuran sangat luas. Taman yang ada,
bisa jadi sangat asri dengan berbagai macam bunga yang terawat,
atau kumpulan pohon dan semak yang miri hutan benaran, namun
bisa jadi cuman sehamparan tanah kosong yang ditumbuhi oleh
beberapa tumbuhan besar sebagai peneduh, namun beberapa
kursi panjang dan tempat bermain untuk anak anak seperti
ayunan kecil, panjat panjatan (apa ya namanya ?) pasti ada.
Di beberapa tempat, dilengakapi juga dengan air minum yang
walaupun airnya berasal dari air PAM atau keran, namun bisa
diminum secara langsung tanpa harus dimasak. Tampaknya taman
disini lebih dikhususkan untuk memberikan tempat dan lahan
bermain untuk anak anak dibanding dengan fungsi lain.
Bebas pengemis
gUang hanya bisa didapat dengan kerja
g Tampaknya ini adalah philosophy dasar dalam hidup yang
harus dipahami dan selalu dipegang oleh kebanyakan orang
jepang. Meminta uang (tanpa bekerja) adalah pantangan disini,
jadi inilah negara ini hampir bisa dikatakan bersih dari
peminta minta atau orang yang menadahkan tangan di tempat
umum. Bukan kerena tidak ada orang miskin, gembel, gelandangan
atau sejenisnya (baca : Mengintip
kehidupan gelandangan di Jepang) namun karena
dipastikan tidak akan ada orang yang memberi. Philosophy
ini juga yang mendasari kecilnya angka korupsi di negara
ini. Korupsi hanya umum dilakukan oleh golongan politisi,
sedangkan pegawai biasa sangat tidak umum melakukannya,
apalagi untuk jumlah nominal yang tergolong kecil, seperti
yang dibudaya kita dikenal dengan sebutan "uang rokok".
Keamanan
Angka kejahatan di Jepang tergolong sangat
kecil. Kota kota besar di Jepang sering digolongkan sebagai
kota teraman di dunia. Gerombolan pemuda yang duduk di pinggir
jalan atau suit suitan mengganggu gadis lewat yang umum
terjadi pada golongan generasi muda hampir tidak ada. Dalam
hal berpakaian, gadis gadis disini bisa dibilang sangat
seksi, dengan rok yang sangat pendek, namun tampaknya mereka
aman aman saja berkeliaran sampai tengah malam. Kalau di
daerah saya dikenal aturan melarang membawa tas ketika masuk
supermarket, aturan seperti ini bisa dipastikan tidak terdapat
disini. Barang dagangan yang tergolong tidak mahal seperti
shampoo atau lotion, biasa digelar sampai keluar toko.
Sepeda
Saya merasa, alat transportasi yang sehat
dan murah meriah ini tampaknya harus dibahas secara khusus
dan tersendiri. Sepeda merupakan alat transportasi yang
sangat umum digunakan. Terutama untuk penduduk yang tinggal
di kota, kendaraan ini tampaknya merupakan kendaraan wajib,
bukan hanya monopoli anak sekolahan, namun juga ibu rumah
tangga, dan juga orang dewasa. Adalah pemandangan umum orang
melihat orang dengan jas, dasi dan tas kerja, pergi ke tempat
kerja dengan sepeda. memarkirnya di depat stasiun terdekat
dan melanjutkan sisanya dengan kereta api. Patroli yang
dilakukan oleh polisi juga cendrung dilakukan dengan bersepeda.
Penutup
Itulah sedikit gambaran dan cerita tentang
Jepang. Tentu saja masih banyak lagi, hal positif yang ada
dan menarik untuk diceritakan. Tentu saja, saya sama sekali
tidak menutup mata kalau disamping semua kelebihan yang
disebutkan di atas juga ada hal negatif yang sebaiknya tidak
ditiru. Tujuan tulisan ini di buat tentu untuk maksud belajar
jadi kalau kita sibuk mencari kelemahan bangsa lain, jadi
kapan belajarnya. Semoga bermanfaat.
Ditulis oleh : nyoman ardika
Osaka, June 2007
|