Yesus meninggal di Jepang ?!

 

Jepang memang unik, namun menurut saya sepertinya tidak ada hal lebih unik dari dari cerita di bawah ini.

Damai di atas bukit

Di pulau Honsyu atau tepatnya Aomori Prefecture, daerah di sebeleh timur laut Jepang, ada suatu desa yang tergolong sedikit istimewa yang bernama desa Herai. Keistimewaan ini tentu bukan disebabkan karena kebanyakan penduduknya yang beragama Kristen, karena seperti yang kita ketahui agama bukanlah hal istimewa bagi mereka, namun karena adanya makam di puncak bukit yang bertanda "Kuburan Yesus". "Ah masak sik, yang bener aja !" Memang kedengarannya sangat aneh, ajaib, lucu, menggelikan, bulshit dan entah apa lagi namun begitulah kenyataannya. Yang jelas makam itu telah berdiri sejak lama dengan anggunnya lengkap dengan tanda salib besar yang berdiri tegak di atasnya.

Dari segi ukuran, makam itu bisa dibilang kecil dan sangat sederhana, terletak di atas puncak bukit yang sejuk dan asri. Sepintas terlihat tidak ada suatu yang istimewa dari makam ini kecuali setelah anda membaca keterangn yang tertulis di sebelahnya yang kurang lebih berbunyi

" Christ first arrived in Japan at the age of 21 and after studying Ancient Shintoism for 10 years he evolved a doctrine and returned to Judea to teach it. The authorities opposed this and decided to crucify him. Jesus' brother, Isukiri, volunteered to die on Jesus' behalf . Christ returned to Japan at the age of 37 and ultimately settled in Japan, passing away at the age of 106 . . . ."

Sejumlah keunikan

Sepertinya siapapun pasti akan meragukannya termasuk juga saya, yang menganggapnya cuma joke atau perbuatan orang iseng belaka. Namun akhirnya mau tidak mau imajinasi saya dipaksa melayang ke sana kemari mirip alur cerita film "The Da Vinci Code" setelah melihat sejumlah bukti lain yang unik dan cukup mencengangkan sehingga akhirnya tergelitik untuk membuat tulisan kecil ini.

Ada beberapa keunikan yang mungkin bisa dicatat. Pertama dimulai dari papan petunujuk jalan. Seperti halnya papan penunjuk jalan yang ada di seantero Jepang yang umumnya seragam baik dalam hal bentuk, ukuran dan juga warnanya, demikian juga dengan papan penunjuk kuburan ini. Ditulis dalam huruf Jepang yang besar dan dengan tambahan huruf romawi di bawahnya "Tomb of Christ". Papan penunjuk jalan ini sepertinya dikeluarkan resmi oleh pemeritah sehingga membuat "alur cerita" menjadi semakin menarik dan meyakinkan.

Keunikan kedua adalah nama desa itu sendiri yaitu Herai yang ternyata bukan berasal dari bahasa Jepang. Dalam bahasa Jepang modern kata ini pelafalannya hampir mirip dengan kata Hebrai yang dalam bahasa Hebrew artinya adalah gunung. Nama desa ini "Herai" sekarang sudah tidak dipakai lagi karena secara resmi sudah berganti nama menjadi Shingo Village yang berarti desa baru.

Keunikan ketiga adalah ditemukannya sebuah dokumen tua, pada tahun 1935 yang bercerita tentang desa Herai dan berbagai hal tentang kedatangan "Yesus" di desa ini. Dokumen ini ditulis dalam huruf Jepang kuno yang hampir tidak bisa dimengerti oleh orang kebanyakan. Dokumen ini disimpan di museum Tokyo dan bersifat tertutup dalam arti tidak dipamerkan ke publik. Selama perang dunia ke dua, musium ini menderita kerusakan yang cukup parah, banyak benda peninggalan yang hancur, rusak dan hilang termasuk juga dokumen "Herai" ini adalah salah satunya. Beruntung keluarga Takeuchi Kiyomaro, orang menemukan atau menyimpan dokumen ini sebelumnya diserahkan ke museum, sempat membuatkan copynya. Duplikat dokumen ini sekarang disimpan di museum kecil di desa Shingo, nama baru dari desa Herai.

Kemudian keunikan keempat, dianggap yang paling menarik yaitu desa ini adalah terdapatnya lagu yang sudah sangat tua dan telah dinyanyikan secara turun temurun di desa ini. Bahasa yang dipakai sangat asing dan tidak dimengerti bahkan oleh penyanyi ataupun penduduk desa itu sendiri. Setelah banyak pakar dan peneliti turun tangan akahirnya diketahui lagu ini berasal dari tempat yang (pada masa itu) sangat jauh dan asing. Anda ingin tahu bahasa apa yang dipakai pada lagu itu ? Jawabanya cukup mencengangkan : bahasa Hebraw !

Inilah sepenggal cerita unik saya dari Jepang tentang desa Herai. Mungkin ada di antar pembaca yang belum puas dan ingin bertanya lebih jauh , "Benarkah Yesus pernah singgah ke Jepang dan yang lebih heboh lagi beliau meninggal dan dimakamkan di puncak bukit desa Herai ? " Jawabannya tentu bisa ya dan bisa juga tidak. Seperti tulisan saya lainya di site ini, tugas saya hanyalah sebatas menuliskan apa yang saya lihat sedangkan kesimpulanya sepenuhnya diserahkan pada pembaca sekalian.

Pesan moral

Dari pada berdebat "percaya atau tidak" kenapa kita tidak mecoba untuk mencari hal positif atau pesan yang terselip di dalamnya ? Di negara Jepang, penganut Kristen bisa dibilang cukup banyak, namun kenapa sejauh ini belum pernah ada yang secara serius mempersalahkan, menggugat dan mendemo apalagi merusak keberadaan makam aneh bin ajaib ini ?

Mungkin saja hal ini disebabkan karana kesadaran orang Jepang yang rendah dan tidak peduli terhadap agama atau mungkin juga adalah sebaliknya merupakan cermin dari damai dan teduhnya kehidupan beragama di negara tersebut. Entahlah apapun alasan dan jawabannya, yang jelas sampai sekarang, makam itu sampai sekarang tetap berdiri dengan aman dan sejahtera.

 

Salam


Semoga bermanfaat
Osaka June 2009
Ditulis oleh : nyoman ardika

Referensi :
http://www.thiaoouba.com/tomb.htm
http://members.ozemail.com.au/~skyaxe/tomb.htm

Sumber image : youtube

 

 


top page



Ilustrasi
Sumber image : Wikipedia

|| About Me || Aturan Copy Artikel dan Photo || Contac Me ||