Mengenal Handphone di Jepang
Pengantar
Saat ini handphone (selanjutnya disingkat
Hp) bukan lagi dianggap sebagai barang mewah namun merupakan
barang kebutuhan yang dianggap wajib untuk dimiliki. Jepang
yang notabene merupakan negara maju, tingkat pemilikan
Hp sangatlah tinggi bahkan bisa dikatakan hampir setiap
orang memilikinya. Ada cukup banyak hal menarik untuk
dicaritakan tentang Hp di negara tersebut, yang mungkin
Anda belum tahu dan selengkapnya bisa di tulisan di bawah
ini.
Daftar Isi
01. Perbedaan Hp di
Jepang dan Indonesia
02. Apakah Hp Jepang bisa dipakai di Indonesia
dan sebaliknya ?
03. Hp bekas, dimana membelinya ?
04. Etika menggunakan Hp
Contoh Hp Jepang,
sebagian besar bertipe Flip (kerang)
Sumber image : Softbank
|
Click/double click to show/hide
image |
Perbedaan Utama Hp di Jepang
dan Indonesia
Tidak dijual bebas
Sangat berbeda dengan situasi di Indonesia dimana Hp
dibeli dengan bebas, tanpa persayaratan apapun dan juga
tanpa batasan umur. Asal ada uang siapapun bisa membelinya
serta menjualnya kalau sudah tidak diperlukan. Namun di
Jepang, menerapkan aturan yang sangat berbeda.
Semua Hp di negara tersebut tidak dijual bebas dalam
arti hanya bisa dibeli di agen resmi serta untuk memilikinya
diperlukan sejumlah persyaratan tertentu, mengisi sejumlah
formulir, buku rekening bank dan tidak ketinggalan yaitu
kartu identitas seperti SIM atau ID Card lainya. Demikian
juga dengan Sim card atau kartu voucher-nya, umumnya dijual
dalam satu paket beserta Hp-nya atau tidak dijual terpisah.
Link
Sebagian besar adalah pasca bayar
Kemudian dari sistem pembayarannya, kebanyakan Hp di
negara tersebut menggunakan pasca bayar jadi mirip dengan
telephone rumahan, rekening tagihan dihitung akhir bulan
sesuai dengan jumlah pulsa yang digunakan.
Apakah di Jepang tidak mengenal sistem prabayar atau
voucher isi ulang ? Tentu saja ada, namun sistem ini kurang
begitu populer di negara tersebut. Disamping itu tidak
jauh beda dengan membeli Hp, voucher isi ulang ini juga
tidak dijual bebas dan syarat kepemilikannya nyaris sama
dengan voucher pasca bayar. Umumnya kartu voucher dan
mesin Hp dijual dalam satu paket atau dengan kata lain
tidak dijual terpisah, kecuali saat hendak mengganti model
Hp.
Kalau tidak ada alasan yang sangat khusus, sepertinya
hampir tidak ada orang Jepang yang berminat dengan Hp
voucher isi ulang semacam ini. Hal ini sekaligus juga
berarti agen atau toko yang menjual voucher Hp hampir
tidak umum dijumpai di negara tersebut.
Tidak bebas gonta ganti kartu
Di negara Jepang membeli Hp identik dengan memilih provider.
Provider adalah nama perusahaan pengelola jaringan Hp
semacam operator telephone seperti Indosat, Telkomsel
atau Satelindo kalau di Indonesia. Berbeda dengan kasus
di Indonesia yang memiliki banyak operator serta beragam
produk kartu Sim-nya, di Jepang kondisinya lebih sederhana
karena cuma ada 3 perusahaan provider serta 3 kartu Sim
saja yaitu, dan NTT
Docomo,
AU KDDI dan Softbank.
Kalau seandainya diasumsikan provider adalah semacam
SIM Card, maka langkah terpenting saat pertama kali membeli
Hp di Jepang adalah memilih kartu vouchernya. Sekali kita
sudah memilih menggunakan kartu tersebut maka kemungkinan
besar kita akan seterusnya menggunakan kartu (baca :provider)
yang sama. Kenapa ? Karena provider tidak hanya berfungsi
sebatas sebagai agen penjual kartu saja tapi juga berfungsi
sebagai tempat menjual Hp itu sendiri (baca : Hp dan sim
Card dijual satu paket) serta uniknya kartu provider yang
satu dengan provider yang lain tidak bisa saling tukar.
Kartu Sim Docomo misalnya Hp-nya juga harus Docomo dan
hanya bisa dibeli di counter resmi milik Docomo, demikian
juga dengan provider lainnya. Tentu saja sistem ini sedikit
membingungkan karena umumnya yang kita tahu tentang kartu
sim adalah bebas diganti dan dipasang pada Hp lain.
Semua Hp yang dipasarkan di Jepang, oleh pihak provider
dijual dalam posisi terkunci (Locked)
jadi praktis hanya bisa memakai SIM Card dari provider
yang sama. Slot penggantian sim card pada Hp di Jepang
letaknya sedikit tersembunyi dan sangat tidak mudah untuk
dilepas pasang, karena memang dirancang tidak untuk gonta
ganti kartu. Disamping itu karena kebanyakan menggunakan
pasca bayar maka umumnya sejak pertama kali Hp dibeli
sampai saat pergantian Hp berikutnya karena rusak atau
ganti model, kartu voucher tersebut akan terus menempel
pada tempatnya. Kalau seandainya kita nekat mencoba memasang
kartu milik provider lain maka sinyal tidak akan terbaca
sama sekali bahkan pada model Hp tertentu hanya bisa sebatas
on /off saja tanpa bisa masuk ke menu manapun.
Merk adalah pilihan terakhir. Ada berbagai merk yang
bisa dipilih seperti Sharp, Panasonic, Toshiba, NEC, Samsung,
Nokia, Casio dan Kyocera dll. Tiap provider umumnya memiliki
design dan model Hp tersendiri yang tidak akan ditemukan
pada provider yang lain. Satu hal yang menarik adalah
beberapa merk Hp populer seperti Balckberry misalnya malah
kurang begitu populer di negara tersebut. Salah satu penyebabnya
mungkin karena Blacbery dianggap kurang kompak karena
berukuran relatif besar serta memiliki banyak tombol berhuruf
alfabet yang relatif jarang mereka gunakan.
Jadi dari sedikit penjelasan di atas mungkin pembaca
sudah bisa mendapat gambaran tentang sistem Hp di Jepang
yaitu hanya mengenal 3 kartu voucher (sim card) serta
3 jenis mesin Hp yaitu Docomo, Softbank dan AU. Jadi pertanyaan
standard seperti "Kamu pakai Hp apa ?" maka jawabanya
yang dimaksud tentu saja bukan merk Hp namun salah satu
dari 3 nama provider tadi.
Diikat kontrak jual beli
Seperti sudah diketahui bahwa memiliki
Hp di Jepang tidaklah mudah karena memerlukan banyak aturan
dan persyaratan. Selain mengisi sejumlah formulir, rekening
bank dan penjamin juga ada aturan tambahan lain yaitu
wajib menanda tangani kontrak selama waktu tertentu yang
biasanya minimal adalah dua tahun.
Kenapa harus diikat dengan kontrak ?
Tentu saja karena pihak provider tidak mau rugi. Mereka
biasanya menjual Hp dengan harga murah (subsidi) namun
mengambil keuntungan dari pulsa bulanan yang dibayar oleh
pelanggan. Pihak provider akan menderita kerugian kalau
pelanggan berhenti di tengah jalan. Jadi inilah tujuan
dari aturan kontrak tersebut.
Kontrak dan pengisian formulir hanya
berlaku satu kali saja yaitu saat membeli (berlangganan)
Hp pertama kali. Sedangkan saat membeli Hp selanjutnya
karena rusak atau ganti model baru, kontrak tidak diperlukan
lagi namun cukup menulis formulir sederhana saja.
Apa yang terjadi kalau seandainya pihak
pengguna berhenti berlangganan sebelum masa kontrak habis
? Tentu saja ada sejumlah denda yang harus kita bayar.
Bagaimana kalau tidak berhenti di tengah jalan tanpa melapor
? Tentu saja ini adalah tindakan konyol karena dipakai
nelephone atau tidak, rekening bank anda akan tetap dipotong
setiap bulan oleh pihak provider.
Sekilas terlihat ruwet dan mahal, namun
system ini juga memiliki sejumlah keuntungan salah salah
satunya adalah mempersempit ruang gerak pelaku kriminal
karena semua nomor Hp bisa dilacak kepemilikannya. Pencurian
Hp juga menjadi sangat tidak umum dilakukan karena nyaris
tidak bisa digunakan. Kemudian keuntungan lain adalah
harga Hp menjadi murah, harga bisa diangsur atau bahkan
untuk type tertentu nyaris bisa didapatkan dengan gratis.
Mail dan SMS
Ilustrasi
Click/double click
to show/hide image
|
Sumber image : ? |
Hp di Jepang mengenal dua cara untuk
mengirim pesan pendek yaitu SMS dan Mail. Dari kedua cara
tersebut, Mail sepertinya jauh lebih populer digunakan.
Hal ini disebabkan karena pesan SMS memiliki keterbatasan
yaitu hanya bisa digunakan antar pengguna provider yang
sama. Jadi semua Hp di Jepang, selain memiliki nomor telephone
juga pasti memiliki alamat mail. Dengan kata lain, walaupun
kita tahu nomor Hp seseorang, tanpa tahu alamat mailnya
maka pesan tidak akan bisa dikirim.
Cara kirim dan terimanya sama saja dengan
SMS biasa, bedanya hanyalah nomor Hp sebagai alamat yang
dituju, diganti dengan alamat mail. System ini mempunyai
kekurangan sekaligus juga memiliki kelebihan. Dengan sistem
mail ini, pesan yang bisa dikirim bukan cuma terbatas
pada huruf dan angka saja. Namanya juga mail, berarti
kita juga bisa menambahkan pesan dengan berbagai macam
symbol, emotion ataupun image. Disamping itu, pesan singkat
ini bisa dikirim atau diterima tidak terbatas hanya lewat
Hp saja, namun bisa juga lewat wartel atau personal komputer.
Bahkan saat Anda berada di luar negeri sekalipun, asal
ada jaringan internet, pesan sudah bisa dikirim dengan
cepat dan murah.
Mail pada Hp bisa dikenali dengan mudah
karena selalu mempunyai nama belakang salah satu dari
tiga provider yang ada. Contohnya : zzzzzz@docomo.ne.jp
untuk pengguna provider Docomo, kemudian xxxxx@softbank.ne.jp
untuk provider Softbank dst. Alamat mail juga bisa diganti
atau diubah kapan saja kalau dirasa perlu seperti untuk
menghindari pesan spam contohnya. Karena semua Hp juga
bisa dipakai untuk mengakses internet maka mail juga bisa
dikirim dengan cara standard yaitu seperti lewat yahoo
misalnya. Namun cara ini tentu saja sedikit lebih mahal
karena harus konek ke internet terlebih dahulu.
Perbedaan Lain
Hp murah dan gratis !
Ini mungkin adalah bagian yang menarik dan ditunggu
oleh banyak pembaca. Seperti halnya di hampir semua negara
maju lainya, harga sebuah hp biasanya cukup murah bahkan
tidak jarang bisa didapatkan dengan gratis. Tentu saja
aturan ini hanya berlaku untuk Hp model tertentu saja
yang biasanya adalah model lama. Namun walaupun model
lama, sama sekali tidak bisa disebut kuno dan murahan,
karena setidaknya masih berukuran kecil dan tipis dan
minimal sudah memiliki fasilitas kamera, video dan bisa
untuk sambungan internet.
Untuk Hp model terbaru dengan berbagai fasilitas menarik
seperti TV, game, layar sentuh, internet dan berbagai
fasilitas terbaru lainya tentu saja berharga mahal. Namun,
semahal mahalnya harga barang elektronik di Jepang tetap
saja terhitung murah karena sudah "disubsidi" oleh pihak
provider dan pembayaraanya juga relatif mudah karena bisa
di angsur dan dibebankan pada setiap tagihan akhir bulan.
Untuk Hp gratis yang disebutkan di atas, sering menimbulkan
salah pengertian dari beberapa rekan saya karena di asumsikan
bisa di ambil begitu saja. Sekali lagi, Hp di Jepang sama
dengan telphone rumah jadi tanpa berlangganan atau mendaftar
tentu Hp gratis ini tidak akan bisa dibawa pulang begitu
saja. Jadi mirip dengan kasus helm gratis kalau beli sepeda
motor.
Harga Hp dan pulsa di Jepang
Umumnya harga sebuah Hp di negara tersebut, khususnya
untuk model baru kurang lebih sama dengan harga di Indonesia.
Kemudian untuk harga pulsanya kalau dirata ratakan mungkin
sekitar 10 yen (Rp 1.000) per 30 detik.. Rata rata orang
Jepang, untuk pemakaian standar (sebatas diperlukan) umumnya
akan membayar sekitar 5000 yen (Rp 500.000) perbulan.
Tapi kalau Hp siang malam nempel di kuping, ya tentu saja
500 ribu rupiah akan habis hanya dalam waktu beberapa
hari.
Karena kebanyakan Hp di negara tersebut adalah pascabayar
maka perhitungan pulsanya menjadi sedikit rumit dan bervariasi.
Pulsa yang harus dibayar oleh golongan pelajar misalnya
berbeda dengan pulsa golongan umum. Demikian juga untuk
pelanggan pemula berbeda dengan pelanggan lama. Seseorang
yang setia menggunakan provider yang sama untuk jangka
waktu yang lama biasanya akan mendapatkan pulsa harga
special dengan discount sampai 30%. Kemudian ada juga
provider yang menerapkan pulsa gratis 24 jam untuk telephone
antar keluarga, disount pada jam tertentu, gratis sms
antar provider yang sama dll. Sedangkan pulsa pada kartu
prepaid adalah adalah sama jadi tidak mengenal perbedaan
atau perkecualian.
Pindah provider tanpa
harus ganti nomor
Pindah provider berarti ganti nomor baru. Itu aturan
lama. Namun sekarang dengan diberlakukannya system MNP
(Mobile Number Portability) bulan Oktober 2006 maka nomor
lama tetap bisa kita pertahankan ketika pindah ke provider
baru. Hal ini tentu saja harus dikonsultasikan terlebih
dahulu dengan pihak provider.
Namun kebanyakan orang Jepang akan tetap setia pada satu
provider saja. Pindah provider akan berarti mulai lagi
dari awal, dianggap sebagai pelanggan baru yang itu berarti
harga pulsa lebih mahal dan juga tidak bisa memanfaatkan
fasilitas lain seperti yang dimiliki pelanggan lama di
tempat sebelumnya.
HP Jepang Bisa Dipakai
di Indonesia ?
(dan sebaliknya)
HP Jepang di Indonesia
Ini adalah bagian yang paling menarik
dan paling sering ditanyakan. Kalau Hp tersebut adalah
Hp khusus dalam arti dari awal dibeli untuk pemakaian
International, dipakai di Indonesia namun rekening tagihan
dibayar di Jepang, jelas tidak ada masalah sama sema sekali.
Tentu saja kita tidak membicarakan Hp jenis ini, namun
Hp standard dalam arti Hp Jepang dengan kartu Indonesia.
Secara umum jawabannya tidak bisa, hal
ini disebabkan karena semua Hp yang dipasarkan di Jepang
adalah dalam kondisi di "Lock" atau dikunci oleh pihak
provider jadi praktis hanya bisa digunakan di negara Jepang
saja. Namun, tunggu dulu, jawaban di atas adalah jawaban
standard. Tinggal diserahkan pada akhlinya maka simsalabim,
benda yang nyaris menjadi sampah di negara kita, ternyata
bisa berfungsi normal layaknya Hp lainya. Harga jasa Unlock
ini adalah sekitar 400an ribu rupiah persatu Hp. Mengenai
tempat atau jasa unlock, silakan di cek sendiri di mesin
google. Namun yang sedikit perlu diperhatikan adalah tidak
semua Hp bisa di unlock jadi terbatas hanya untuk model
tertentu saja.
Unlock card
Click/double click
to show/hide image
|
Sumber image : keranjangkecil |
Belakangan ini cara membobol Hp yang
terkunci sudah menjadi semakin mudah karena tidak lagi
perlu mengirimnya ke bengkel Hp tapi cukup dengan membeli
chip khusus (lihat gambar) yang penggunaannya cukup ditempel
saja dengan pada kartu sim asli dan Hp yang tadinya "bego"
sudah bisa berfungsi dengan normal. Kelebihan lainnya
dari cara ini, hp tetap bisa digunakan kembali ke kartu
aslinya (kartu provider Jepang) hanya dengan mencabut
chip tambahan tersebut. Namun satu satunya kekurangannya
adalah tidak semua seri atau model Hp bisa ditempel dengan
chip ini. (Daftar terlampir)
Khusus untuk filtur kamera, video dll
besar kemungkinan tidak akan bisa berfungsi. Jadi silakan
konsultasikan dengan pihak jasa unlock ataupun penjual
chips. Sedangkan untuk filtur TV untuk saat ini jelas
tidak mungkin bisa digunakan karena perbedaan sistem gelombang
pewarnaan. Indonsesia memakai system PAL, sedangkan Jepang
menggunakan NTSC.
Hp Indonesia di Jepang
Hp Indonesia bisa dipakai di negara Jepang. Hal ini bisa
dilakukan dengan cara :
- Mengaktifkan Internasional roaming dengan cara menghubungi
operator Anda di Indonesia. Satu hal yang terpenting
agar bisa menggunakan filtur ini adalah Hp Anda harus
memakai Hp yang memiliki hanset minimal 3G. Sedikit
catatan, Hp di Jepang menggunakan frekwensi WCDM sedangkan
Indonesia menggunakan GSM CDMA. Hal lain yang juga tidak
kalah pentingnya Anda sudah cukup paham dengan perhitungan
pulsanya agar tidak sampai kaget atau pingsan saat menerima
rekening pembayaran akhir bulan.
- Gunakan Prepaid Phones. Cara ini jauh lebih murah
dari cara pertama. Namun masalahnya, cara mendapatkan
kartu prepaid ini relatif susah. Namun kalau Anda mempunyai
kenalan, keluarga yang tinggal di Jepang maka tentu
akan menjadi mudah. Link selengkapnya bisa dibaca di
: http://mb.softbank.jp/en/prepaid_service/
Alternatif lain yang bisa
dipertimbangkan :
- Sewa Hp di counter penyewaan Hp di bandara. Ini
adalah alternatif yang sangat mudah. Karena dikhususkan
untuk orang asing maka kendala bahasa sepertinya tidak
akan terjadi. Harga sewanya adalah sekitar 250-1000
yen per hari. Harga pulsanya adalah 70-200 yen permenit
untuk nelpon domestik, pulsa internasional menyesuaikan.
Pulsa gratis kalau cuma untuk terima doang.
- Gunakan telephone umum. Sepertinya alternatif murah
meriah ini jarang diketahui. Harga pulsanya adalah
sekitar 100 yen per satu menit dan harus dibayar dengan
menggunakan koin. Sampai saat ini, untuk percakapan
International tidak bisa menggunakan kartu telephone.
Telephone umum di Jepang terbagi menjadi dua jenis
warna yaitu hijau dan abu abu. Umumnya yang bisa dipakai
untuk sambungan internasional adalah yang berwarna
abu abu, dan untuk yang berwarna hijau hanya sebagian
saja yang bisa digunakan. Untuk jelasnya biasanya
terdapat informasi tertempel di dekatnya.
Catatan tambahan untuk penggunaan telephone
umum di Jepang. Ada dua jenis telephone umum di Jepang
yaitu berwarna abu abu dan warna hijau. Jenis pertama
bisa dipakai untuk telephone internasional tanpa perkecualian
sedangkan yang berwarna hijau sebagian ada yang bisa dan
sebagian tidak. Biasanya ada keterangan berbahasa Inggris
tercantum di dekatnya. Telephone yang berada dalam rumah
box di pinggir jalan, warna apa saja biasanya pasti bisa
dipakai untuk percakapan internasional.
Jadi mungkin disinilah letak keunggulan sistem SMS berbasis
email karena pesan SMS bisa dikirim lewat komputer yang
bisa dipakai gratis di lobby hotel atau bandara.
HP bekas, dimana membelinya
?
Jual beli Hp bekas adalah hal yang tidak
umum ditemukan di negara tersebut namun bukan berarti
tidak ada sama sekali. Toko semacam bisa ditemukan di
kawasan tertentu yang banyak dikunjungi oleh orang asing.
Sayang, toko semacam ini jumlahnya tidak banyak, bahkan
sampai saat ini saya hanya menemukan satu toko.
Kemudian tempat transaksi Hp bekas yang
jauh lebih mudah ditemukan adalah lewat yahoo
atau msn
auction, semacam Ebay-nya Jepang. Di tempat ini kita
bisa menjumpai berbagai macam Hp mulai dari yang sudah
di Unlock dan siap pakai, Jasa unlock, Chips unlock, Hp
Free Card (bisa menerima card jenis apapun), Hp type GSM
dan masih banyak lagi. Namun transaksi di internet relatif
lebih sulit karena minimal Anda dituntut harus mengusai
sedikit bahasa Jepang.
Sedikit catatan, umumnya toko atau barang
bekas yang dijual di negara tersebut tidak selalu berarti
bekas, karena kadang bisa juga ditemukan barang atau Hp
baru dan masih dalam box. Item barang semacam ini dikenal
dengan nama baru bekas. Istilah ini sedikit membingungkan
tentu saja karena nyaris tidak ditemukan di Indonesia.
Selengkapnya tentang kode barang bekas di Jepang bisa
dilihat di link
berikut.
Sedangkan jual beli SIM card atau kartu
voucher isi ulang (masih aktif), saya belum pernah mendengarnya.
Tentu saja karena semua nomor Hp di negara tersebut sudah
diregister kepemilikannya, tidak terkecuali untuk kartu
prepaid, sehingga akan sangat beresiko kalau dipindahtangankan.
Hp bekas yang dijual tentu saja dalam keadaan kosong tanpa
kartu.
Etika penggunaan Hp
Hidup di negara manapun, sepertinya tidak
bisa lepas dari etika, jadi bagian ini sama merasa perlu
untuk menuliskannya dalam bagian tersendiri. Larangan
penggunaan Hp biasanya diberlakukan di tempat tertentu
seperti transportasi publik yaitu kereta api dan bus serta
tempat lainya yang mungkin sudah umum diketahui seperti
konsert, gedung bioskop dan lain lain. Umumnya larangan
ini tidak mengikat secara hukum jadi walaupun melanggar
Anda tidak akan mungkin ditangkap kecuali hanya dilirik
atau dipelototi oleh banyak orang. Asal tebal muka sepertinya
tidak menjadi masalah besar bukan ?
Untuk lingkungan pendidikan umumnya setiap
daerah atau sekolah menerapkan aturan yang melarang menggunakan
Hp di areal lingkungan sekolah. Peraturan ini membuat
cukup banyak orang tua yang keberatan karena Hp, selain
sebagai alat komunikasi juga sebagai alat pelacak posisi
anak melalui fasilitas GPS (Sistem Penentuan Posisi Global).
Selain keberatan dari pihak orang tua, keberatan tentu
saja datang dari siswa itu sendiri karena menganggap membatasi
kebebasan mereka khususnya pada saat waktu istirahat.
Sebagian sekolah lagi hanya melarang membawa Hp ke ruang
kelas, jadi harus disimpan di loker yang telah disediakan.
Sekedar tambahan bisa saya tuliskan,
berdasarkan hasil survei yang dilakukan Cabinet Office,
31 persen siswa SD, 58 persen siswa SMP dan 96 persen
siswa SMA pada saat ini menggunakan telepon seluler.
Semoga bermanfaat.
Ditulis oleh : nyoman ardika
Osaka, 02 Agustus 2009
Edit terakhir : 27 Septermber 2010
Refferensi :
www. japan-guide.com
Catatan :
Pengetahuan saya tentang Hp hanyalah sebatas yang
sudah ditulis di bagian atas, jadi kalau ada pertanyaan
lebih jauh, seperti unlock misalnya, saya minta maaf yang
sebesar besarnya kepada pembaca, karena besar kemungkinan
tidak akan bisa saya jawab. Tambahan lagi, saya bukan
seorang seorang gatgeter atau penggemar berat Hp. Benda
canggih ini saya miliki tidak lebih karena dipaksa oleh
tuntutan kerja. Jadi di saat liburan atau akhir pekan
bisa dipastikan Hp saya akan lebih sering OFF dibandingkan
ON.
FORUM
top page
|