Perburuan ikan paus
dan lumba lumba di Jepang
Jepang dikenal sebagai negara yang mempunyai catatan prestasi
paling buruk dalam hal perburuan ikan paus. Demo dan protes
pun berdatangan dari berbagai negara dan organisasi penyayang
binatang seperti WWF.
Demo juga tidak terbatas dilakukan oleh orang asing semata,
warga lokalpun melakukan protes serupa di dalam negeri.
Namun ditengah hujan protes dan demo perburuan ikan paus
tetap berlanjut. Bagi orang awam seperti saya, kondisi ini
tentu saja sangat menyedihkan. Nasib binatang mamalia laut
paling besar langka ini menjadi terancam punah. Bahkan yang
lebih menyedihkan lagi tidak sebatas cuma ikan paus saja,
ikan lumba lumbapun tidak luput dari perburuan. Nah !
Terinspirasi dari cerita sedih dan miris ini, dalam tulisan
saya kali ini tertarik untuk membuat catatan lengkapnya.
Seperti biasa, setiap tulisan yang saya buat sebisa mungkin
juga saya sertai perbandingan dengan kasus yang ada di Indonesia.
Lho, masyarakat Indoenesia juga ada yang menangkap dan berburu
ikan paus ? Tentu saja ada, selengkapnya silakan di baca
di tulisan di bawah ini.
Sedikit catatan, saya menggunakan kata ikan untuk kedua
binatang ini, walaupun seperti kita ketahui kata ini jelas
salah, paus dan lumba lumba bukanlah ikan. Mudah mudahan
penggunaan kata yang salah ini tidak diperdebatakan.
IKAN PAUS
Sejarah
Jepang memiliki tradisi panjang dalam mengkonsumsi daging
ikan paus. Tradisi penangkapan ikan paus dimulai pada abad
ke 12, dimana saat itu negara sedang dalam krisis pangan
sehingga ikan paus menjadi salah satu penyelamat untuk memenuhi
kelangkaan sumber protein bagi bagi banyak orang. Selain
dagingnya, lemak dan minyaknya juga mempunyai manfaat yang
sangat penting.
Tentu saja pada masa itu teknologi perburuan masih sangat
sederhana dan sepenuhnya menggunakan peralatan tradisional
sehingga jumlah ikan yang bisa ditangkap juga tidak banyak.
Sekarang ini situasinya tentu saja sudah jauh berubah. Masa
krisis pangan sudah lama berakhir namun aktivitas perburuan
ikan paus masih tetap berlanjut. Ditambah lagi dengan pengusaan
teknologi penangkapan ikan yang canggih membuat jumlah paus
yang bisa ditangkap menjadi semakin besar tidak terkendali.
Kondisi ini membuat negara tersebut mendapat kecaman dari
berbagai pihak.
Berbagai aturan dan pembatasan mulai diberlakukan untuk
mencegah kepunahan dari binatang besar ini. Daging ikan
paus yang sebelumnya menjadi makanan pokok bagi kebanyakan
orang Jepang secara berangsur angsur mulai menghilang di
pasaran. Saat ini daging ikan paus sudah menjadi menu langka
yang susah ditemukan di negara tersebut. Saya sendiri selama
hampir 10 tahun tinggal di negara itu hanya pernah menjumpai
menu ini satu kali saja di salah satu warung makan. Sedangkan
daging ikan paus yang dijual dalam bentuk kaleng atau olahan
berbentuk bacon kadang bisa ditemukan pada iklan di televisi
dengan harga yang tentu saja lebih murah.
Lho ? Sudah tahu binatang langka dan hampir punah koq
masih saja dikonsumsi, bukannya harus dilindungi ? Bingung
khan ? Ternyata ikan paus bukan cuma terdiri dari satu jenis
saja dan tidak semuanya merupakan jenis langka.
Jenis ikan paus
Menurut data yang saya dapat dari di Wiki Answer, mangatakan
ada sekitar 40 jenis atau species dari ikan paus yang ada
di dunia ini. Dari sekian banyak species yang ada, beberapa
diantaranya adalah jenis langka dan terancam punah sedangkan
berapa jenis lainya bisa ditemukan dalam jumlah yang relatif
banyak ang cukup banyak atau bahkan mungkin berlebihan.
Adapun beberapa speceis yang umum dikenal adalah sperm
whale, killer whale, pilot whale, beluga whale, bowhead
whale, blue whale, the humpback whale,dan minke whale. [sumber
: wikipedia]
Dari species yang ada, yang cukup menarik untuk ditulis
adalah jenis Blue
whale dan Killer
whale atau paus pembunuh. Blue whale atau paus biru
sangat tekenal bukan hanya karena termasuk species langka
namun juga ukurannya yang luar biasa besar. Dengan panjang
33 metres dan berat sekitar 180, membuat ikan ini menjadi
binatang terbesar yang hidup di dunia saat ini. Kemudian
jenis kedua yaitu Killer
whale atau ikan paus pembunuh. Sesuai dengan namanya,
ikan paus yang memiliki berat sampai 5 ton ini adalah termasuk
golongan preator atau pemakan daging sehingga cukup berbahaya
bagi manusia.
Contoh gambar paus pembunuh. [sumber
image : wikipedia]
Namun dibandingkan dengan ikan jenis lain, paus ini sangat
cerdas dan pintar untuk standard binatang, sehingga sering
dipelihara dan dilatih sebagai bagian dari pertunjukkan.
Namun tentu saja, namanya juga makhluk predator, kadang
kadang pertunjukan harus dihentikan di tengah jalan karena
kasus pemain (paus) yang menyerang wasit
pelatihnya. Tidak jarang kejadiannya sampai berakhir
dengan kematian. Bahkan ada kejadian, di salah satu tempat
hiburan, paus yang sama membunuh orang samapai 3 kali
Link
Pembatasan perburuan ikan paus
Untuk melindungi binatang ini dari kepunahan maka dibentuk
sebuah organisi khusus untuk mengatur larangan perburuan
ikan paus jenis tertentu serta kuota jumlah yang diijinkan
untuk paus lainya. Organisasi ini bernama ICRW (International
Convention for the Regulation of Whaling) yang berdiri pada
tahun 1946 di Washington.
Dari beberapa species yang diijinkan untuk ditangkap, paus
minke yang merupakan jenis ikan paus terkecil adalah salah
satu yang paling umum di tangkap saat ini. Namun penangkapan
dalam jumalah besar besaran seperti masa lalu untuk tujuan
indrusri, khususnya untuk memproduksi minyak ikan sudah
dilarang sama sekali.
Kemudian ikan paus jenis humpback yang sejak tahun 1963
sempat terancam punah dan dilindungi, sejak tahun 2007 mulai
diijinkan untuk diburu secara legal. Saat ini sepertinya
jumlah ikan paus yang saat ini dibolehkan menangkap adalah
sekitar 900 paus jenis minke dan akan terus akan dibatasi
sampai kurang lebih 200 dalam 10 tahun [sumber :
voa news]
Negara lain pemburu ikan paus
Norwegia dan Islandia adalah salah satu negara selain Jepang
yang memiliki tradisi mengkonsumsi ikan paus dan sejak dahulu
penangkapan ikan paus (dan juga singa laut ) telah menjadi
kegiatan ekonomi nelayan negara tersebut. Jenis yang ditangkap
adalah dari species paus minke
yang memang bisa ditemukan dalam jumlah yang cukup banyak
di disepanjang pantai Norwegia. Ikan paus minke Norwegia
bukan merupakan jenis yang terancam punah.
Namun walaupun bukan termasuk jenis langka, pembatasan
penangkapan tetap diberlakukan. Ikan ini umumnya ditangkap
selama musim panas dan dengan menggunakan alat pancing.
Cara ini sering disebut ramah lingkungan karean ikan yang
ditangkap menjadi lebih selektif dan dalam jumlah yang sedikit.
PERBURUAN IKAN PAUS DI INDONSIA
Selama ini negara yang dikenal sebagai pengkonsumi ikan
paus adalah Jepang. Namun sepertinya cukup banyak juga pembaca
yang belum tahu bahwa salah satu dari wilayah di Indonesia
yang masyarakatnya mempunyai budaya berburu dan mengkonsumsi
ikan paus. Warga Lamalera
di Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur yang merupakan
salah satu saudara kita yang memiliki tradisi berburu ikan
paus. Hal ini sangat memungkinkan karena kondisi perairan
di walayah tersebut yang merupakan lintasan migrasi dari
ikan besar tersebut ke wilayah selatan. sumber hidup mereka.
Paus yang ditangkap umumnya adalah jenis Sperm.
Proses perburuan sepenuhnya menggunakan peralatan tradisonal
sehingga menurut aturan ICRW masih diperbolehkan. Jadi dengan
peralatan sederhana namun untuk tujuan menangkap ikan berukuran
besar, membuat aktivitas ini menjadi sangat berbahaya. Kecelakaan
kadang terjadi yang tidak jarang berakhir dengan kematian.
Namun kondisi alam yang tidak memungkinkan membuat ikan
paus menjadi satu satunya makanan pokok secara turun temurun
bagi warga di daerah tersebut.
LUMBA LUMBA

Sumber image : wikipedia
Dibandingkan dengan ikan paus, jelas lumba lumba jelas
bukan termasuk binatang langka. Ikan ini bisa umum ditemukan
di perairan banyak wilayah atau negara. Namun uniknya hampir
tidak ada penduduk atau negara manapun yang sepertinya mempunyai
tradisi menangkap dan mengkonsumsi ikan lumba lumba selain
negara Jepang. Jadi tidak ayal kebiasaan aneh yang kadang
dianggap tidak berprikebinatangan ini menuai banyak kecaman
dari banyak orang atau kelompok.
Demo dan protes semakin besar tatkala beredar film dokumenter
The
Cove yang menceritakan perburuan lumba-lumba dan memenangkan
Oscar yang membuka mata banyak orang tentang situasi yang
terjadi di negara tersebut. Film yang dibuat oleh sutradara
Amerika Louie Psihoyos menjadi sangat kongroversial namun
tetap ditayangkan di Tokyo International Film Festival musim
gugur tahun lalu(2009). Berita ini tentu saja sangat menarik
dan juga sedikit membingungkan. Sebatas yang saya tahu,
lumba lumba bukanlah makanan yang umum dikonsumsi di negara
tersebut atau bahkan tidak berlebihan kalau saya katakan
tidak ada pada menu makanan Jepang. Lalu bagaimana dengan
sejumlah berita, video dan film dokumenter tersebut ?
Tradisi kota pesisir Wakayama
Mengkonsumsi ikan lumba lumba adalah merupakan tradisi
bagi sebagian penduduk kota
Taiji, kota pesisir di Perfektur Wakayama, Jepang bagian
tengah. Bagi sebagain penduduk wilayah tersebut tradisi
ini sudah berlangsung lama dan turun temurun sehingga susah
untuk dihilangkan. Hampir sama dengan sejarah perburuan
ikan paus, kondisi ini diawali oleh masa kekurangan pangan
yang sangat parah sehingga ikan lumba lumba menjadi penyelamat
satu satunya pada saat itu.
"Di Jepang ada sejarah perburuan lumba-lumba dengan
rasa syukur dan hormat karena lumba-lumba membantu orang-orang
Jepang ketika menghadapi kelaparan akibat perang" Demikian
penjelasan dari salah seorang penduduk kota tersebut. Bagi
sebagian besar masyarakat Jepang tentu saja tradisi ini
tidak umum ditemukan atau bahkan tidak berlebihan kalau
dikatakan aneh sehingga penolakan dan protes dilakukan dari
berbagai penjuru dunia dan tidak terkecuali protes juga
dilakukan oleh masyarakat jepang sendiri.
Namun yang namanya tradisi kadang sulit untuk diubah. "Kami
sudah mengkonsumsi ikan lumba lumba dan paus selama beberapa
generasi. Jadi hal yang aneh kalau tiba tiba ada sekelompok
orang luar mengatakan bahwa tradisi kami ini salah. Kalau
melarang perburuan ikan paus, tentu bisa dimengerti karena
langka, namun lumba lumba bukanlah termasuk binatang langka".
Demikian kira kira sejumlah agrumentasi yang diberikan oleh
warga kota tersebut. Kemudian terselip juga pesan yang sepertinya
cukup bagus untuk direnungkan, yang bunyinya sebagai berikut
"Sangat penting untuk memiliki semangat saling menghormati
setelah memahami tradisi panjang dan lingkungan aktual yang
melingkupi budaya pangan dari sebuah wilayah".
PAUS, LUMBA LUMBA DAN RACUN
MERCURY
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Tetsuya
Endo, seorang professor dari Health Sciences University
of Hokkaido menunjukkan bahwa mengkonsumsi ikan paus dan
lumba lumba sebetulnya cukup berbahaya karena dalam tubuh
ikan ini ditemukan kandungan mercury dalam jumlah yang cukup
besar. Seperti diketahui, mercury merupakan zat berbahaya
yang bersifat racun bagi manusia. Dalam penelitiannya yang
dilakukan pada penduduk kota Taiji di sekitar tahu 2007
menunjukkan kandungan mercury 10 kali lebih tinggi level
normal penduduk Jepang.
Bagaimana reaksi penduduk Jepang secara umum serta penduduk
kota Taiji sebagai pengkonsumsi tetap daging lumba lumba
? Apakah penduduk kota tersebut tidak tahu hasil penelitian
tersebut dan efek bahayanya ? Jelas mereka tahu, namun sepertinya
hasil penelitian tersebut tetap saja tidak mempengaruhi
kebiasaan penduduk tersebut untuk mengkonsumsi ikan lumba
lumba. Yeah, namanya juga sudah membudaya (seperti
halnya korupsi) susah dihilangkan. Dan sepertinya
himbauan mereka ada benarnya, ada baiknya kita menghormati
budaya wilayah lain, walaupun mungkin bagi kita terasa aneh.
Sedikit catatan, penangkapan ikan lumba lumba tidaklah dilakukan
tiap hari namun pada bulan tertentu saja. Demikian juga
dengan konsumsi ikan paus.
Demikian tulisan singkat saya tentang perburuan ikan paus
dan lumba lumba di Jepang. Mudah mudahan ada manfaatnya.
Osaka, 28 September 2010
Ditulis oleh : nyoman ardika
Edit terakhir :
Referensi : http://en.wikipedia.org/wiki/Whaling_in_Japan
top page |