Catatan Kriminalitas Orang
Asing
di Jepang
Dibandingkan dengan negara maju lainnya, Jepang reltif
tertutup bagi imigran. Kehadiran para imigran di negara
tersebut sering sering menimbulkan kekhawatiran bagi sebagian
orang. Kalau kita menengok pada sejarah kebelakang, mungkin
akan semakin jelas karena negara ini pernah menutup diri
dari dunia luar selama beberapa abad sebagai tindakan untuk
mencegah pengaruh asing.
Dewasa ini tentu saja situasinya sudah jauh berubah walaupun
kekhawatiran dan rasa tidak aman terhadap kehadiran orang
asing (sepertinya) tetap masih belum hilang atau bahkan
mungkin bertambah. Dengan kemajuan dan kemakmuran ekonomi
seperti serta keunikan dan keindahan budaya mereka, mau
tidak mau akan mengundang banyak orang asing untuk berkunjung
ataupun menetap di negara tersebut dan masalah barupun mulai
muncul yaitu masalah kriminalitas.
Jadi pertanyaan umum seperti "Kenapa orang Jepang
terkesan takut atau cendrung menjaga jarak dengan orang
asing ?", disamping karena alasan klasik yaitu kultur
budaya masyarakat yang mementingkan komunitas juga disebabkan
karena alasan lainnya seperti tulisan saya berikut ini.
Kriminalitas yang mulai menghawatirkan
Secara umum, Jepang dikenal sebagai negara yang sangat
aman, kriminalias reltif rendah di negara tersebut. Kriminal
yang terjadi di tempat publik atau bersentuhan langsung
dengan aktivitas sehari hari seperti kasus kecopetan, jambret,
penodongan ataupun pemalakan ataupun pencurian relatif sangat
jarang terjadi di negara tersebut. Bahkan seorang wanita
relatif aman berjalan seorang diri di waktu malam.
Namun belakang ini rasa aman itu sedikit mulai terusik
beberapa kasus mulai muncul dan dari beberapa kasus yang
ada pelakunya adalah orang asing. Tentu saja dari segi kuantitas
kebanyakan pelaku kriminal adalah Jepang sendiri, namun
dari segi prosentase perbandingan per jumlah penduduk tentu
saja pelaku kriminal oleh orang asing tergolong sangat tinggi.
Kita bisa mencegat taksi di tengah malam dengan aman tanpa
ada sedikitpun kekhawatiran akan terjadi perampokan oleh
pengemudi taksi seperti beberapa kasus yang terjadi di tanah
air. Namun sebaliknya justru pihak pengemudi taksilah yang
terlihat khawatir atau waspada begitu melihat penumpangnya
adalah orang asing terlebih lagi kalau berkulit gelap (coklat).
Jenis kriminalitas dan perbandingan
menurut warga negara
Umumnya pelanggaran yang dilakukan oleh orang asing di
Jepang bisa dibagi menjadi dua kelompok kasus yaitu
- Criminal yaitu kelompok
kriminal dengan kekerasan yang meliputi pencurian, perampokan,
penculikan, pemerkosaan, pembunuhan dan lain lain.
- Offences, yaitu kelompok
kriminal tanpa kekerasan yang meliputi, narkotika, prostitusi,
penjualan senjata, pelanggaran ekonomi termasuk juga kelompok
pelanggaran visa dan ijin tinggal.
Menurut data dari Kepolisian Jepang, Japan's National Police
Agency (NPA) ada sekitar 40,615 kasus kriminal di Jepang
yang dilakukan oleh orang asing untuk tahun 2003 yang berarti
ada kenaikan sekitar 16.9 % kalu dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Selama sepuluh tahun terakhir peningkatan angka
kejahatan yang dilakukan oleh orang asing meingkat hampir
45%. Angka ini sepertinya berbanding lurus sering dengan
terus meningkatnya jumlah imigran yang menetap di negara
ini.
Untuk tahun 2003, tercatat adalah sekitar 20.007 orang
asing dengan perincian 11,282 untuk kasus kriminal dengan
kekerasan dan 9,211 orang untuk kasus offences. Perincian
lengkapnya adalah sebagai berikut :
Nama Benua |
Criminal (kekerasan) |
Offences (tanpa kekerasan) |
Asia |
83,3% |
74,5% |
South America |
10,9% |
17,7% |
North America |
1,3% |
2,2% |
USA |
0,8% |
1,4% |
Europe |
1,5% |
2% |
Russia |
1,2% |
1,8 % |
Africa |
1,3% |
0,9% |
Oceania |
0,5% |
0,8% |
Asia yang dimaksud dalam tabel ini umumnya sebagian besar
berasal dari negara RRC, Korea Selatan, Philipina, Indonesia,
Thailand dan India. Sedangkan Amerika selatan umumnya didominasi
oleh orang Brazil dan Peru.
Data orang asing yang ada di Jepang
tahun 2003
Asal Negara |
Residents |
Wisata |
Total |
Japan |
127,435,000 |
|
127,435,000 |
Korea |
613,000 |
1,468,000 |
2,081,000 |
China |
462,000 |
577,000 |
1,039,000 |
USA |
48,000 |
704,000 |
752,000 |
Philippines |
185,000 |
141,000 |
326,000 |
Brazil |
274,000 |
12,000 |
286,000 |
UK |
18,000 |
201,000 |
219,000 |
Thailand |
34,000 |
97,000 |
132,000 |
Russia |
7,000 |
52,000 |
59,000 |
Asia |
1,422,000 |
3,887,000 |
5,309,000 |
North America |
63,000 |
854,000 |
917,000 |
Europe (except Russia) |
50,000 |
624,000 |
674,000 |
South America |
344,000 |
25,000 |
369,000 |
Oceania |
16,000 |
210,000 |
226,000 |
Africa |
10,000 |
18,000 |
28,000 |
Indonesia |
**) 23.890 |
|
|
**) Untuk orang Indonesia yang menetap di Jepang, menurut
catatan dari konsulat Jepang Jakarta adalah sekitar 23.890
orang per Desember 2004. Sedangkan orang Jepang di Indonesia
tercatat 11.090 orang per Oktober 2006.
Perbandingan motif kriminal orang asing
dan lokal
Terdapat perbedaan mendasar dari kriminal arang asing dengan
orang lokal, khususnya dari segi motifnya. Pelaku kriminal
orang asing umumnya sebagian besar dipicu oleh faktor ekonomi,
sedangkan kriminal orang lokal umumnya dipicu oleh kasus
non ekonomi.
Kasus kriminal berat yaitu pembunuhan seperti yang sering
ditayangkan pada berita pagi di televisi, umumnya sebagian
besar dipicu oleh konfik internal khususnya dalam lingkungan
keluarga. Tentu saja kasus ini sama sekali tidak menakutkan
dan tidak perlu dikhawatirkan karena tidak berpengaruh terhadap
orang lain. Kasus yang paling menakutkan adalah kriminal
karena gangguan mental. Golongan ini akan menyerang korban
tanpa pandang bulu dan tidak jarang dilakukan di tempat
keramaian.
Jadi dari penjelasan di atas, berarti kriminal orang lokal
lebih menakutkan dibandingkan dengan kriminal orang asing
? Tidak juga. Namanya juga kriminal pasti menakutkan. Karena
kriminal yang dilakukan oleh orang asing juga tidak kalah
berbahaya karena dengan alasan menghilangkan jejak akibat
wajah dan logat bahasa yang mudah dikenali, pelaku kriminal
asing tidak segan segan untuk menghabisi semua korbannya
tanpa pandang bulu. Berjalan seorang diri di tengah malam
saat pulang kerja atau beraktivitas menjadi kadang menjadi
hal yang menakutkan karena pelaku bisa melakukan tindakan
nekad demi bayaran yang kecil. Kecil bagi orang Jepang bisa
jadi sangat besar bagi kriminal asing.
Kriminal Orang Indonesia
Untuk kasus kriminal yang dilakukan oleh orang Indonesia,
umumnya sebagian besar adalah masalah penyalahgunaan visa
dan ijin tinggal serta overstay (OS) atau pekerja illegal.
Sedangkan untuk kasus kriminal lain umumnya relatif sangat
kecil. Selama ini yang saya tahu hanyalah kasus Chikan yaitu
meraba tubuh orang lain (wainta) dalam kereta. Kasus hanya
dicatat sebatas yang diketahui jadi tanpa data yang lebih
akurat.
KESIMPULAN
Dari data di atas sepertinya bisa dibuat seuatu kesimpulan
kecil bahwa faktor keamanan mungkin merupakan salah satu
sebab yang membuat sebagian orang Jepang menjadi sangat
alergi dengan orang asing. Dari berbagai kasus kriminal
yang dilakukan oleh orang asing di Jepang, satu hal yang
cukup memberatkan adalah karena pelakunya adalah kebanyakan
dari ras Asia. Hal itu mau tidak mau akan membuat situasi
sebagian orang Asia lainya menjadi semakin sulit dan untuk
memperbaiki image yang terlanjur kurang baik tentu saja
bukan jalan yang mudah.
Tanpa memandang ras atau bangsa, tindakan kriminal jelas
sangat merugikan bukan saja terhadap diri pelaku sendiri
namun juga yang terpenting adalah merugikan orang banyak
yaitu hilangnya rasa aman.
Itulah sedikit cerita tentang kehidupan beragama masyarakat
Jepang.. Semoga bermanfaat
Sumber tabel di atas sepenuhnya saya buat
berdasarkan sumber di sini : http://www.jref.com/society/foreign_crime_in_japan.shtml
Untuk data yang lebih lengkap dan valid silakan di cek di
site Refferensi di bagian bawah.
Ditulis oleh : nyoman ardika
Osaka, 01 Agustus 2009
Edit terakhir tanggal :
Refferance:
http://www.stat.go.jp/data/nenkan/pdf/y0213014.pdf
http://www.npa.go.jp/kokusai2/15b/siryo.pdf
http://www.jnto.go.jp/eng/ttp/sta/PDF/E2004.pdf
top page
|