Mengenal Koin Gobog
Gambar 1, Koin Ilustrasi

 

PENGANTAR


Di sejumlah tempat di Indonesia khususnya di pulau Jawa berulangkali dikejutkan oleh penemuan uang gobog (uang China) dalam jumlah yang sangat besar. Tentu saja, penemuan ini menjadi berita besar di sejumlah media masa dan juga menarik perhatian sejumlah anggota masyarakat untuk melihat penemuan harta karun.

Kalau seandainya kasus-nya terjadi di daerah Bali, mungkin beritanya tidak akan seheboh di wilayah lain. Kenapa ? Karena sampai saat ini uang gobog masih bisa ditemukan dengan mudah dalam jumlah besar dan sepertinya hampir setiap keluarga tradisional di Bali pasti memilikinya paling tidak sejumlah satu ikat atau Satak yang isinya kurang lebih 200 keping. Uang ini berfungsi sebagai sarana upacara budaya.

Sedikit perlu di ditulis, bahwa daerah ini juga merupakan satu satunya wilayah di Indonesia yang sampai tahun 1960an masih menggunakan uang gobog sebagai alat tukar resmi. Walaupun fungsinya sebagai alat tukar sudah berakhir, namun gobog masih memiliki fungsi penting yaitu sebagai pelengkap upacara budaya.

Namun apa itu uang gobog, kapan dibuat dan apa arti tulisan pada kedua sisinya, sepertinya untuk masyarakat umum, nyaris tidak banyak yang mengetahuinya. Kebanyakan orang yang tahu bahwa gobog adalah "uang yang berasal dari China" semata.

Berangkat dari kasus di atas, saya berusah untuk membuat tulisan singkat di bawah ini. Walaupun pengetahuan saya tentang gobgog tidak terlalu bagus, namun harapannya tulisan kecil dan info sederhana ini ada manfaatnya.

Apakah Koin Gobog adalah sama dengan Koin China ? 

Jawaban  adalah : sejenis namun tidak sama. Koin China, sesuai dengan namanya adalah koin yang diproduksi atau berasal dari negeri China dengan ciri khas lobang persegi di bagian tengah serta huruf kanji (china) pada bagian sisinya. Sedangkan uang gobog memiliki pengertian yang lebih luas. Semua koin tradisional yang memiliki lobang di bagian tengah umumnya digolongkan sebagai uang gobog. Jadi baik koin China ataupun koin kerajaan Nusantara dianggap sama saja.

Istilah uang gobog umum digunakan oleh masyarakat Jawa,  sedangkan untuk daerah Bali  uang jenis ini  dikenal dengan nama pis (pipis) bolong atau pis kepeng.


BERBAGAI JENIS UANG GOBOG
YANG BEREDAR DI NUSANTARA

01. GOBOG CHINA


Gambar 2
Koin masa pemerintahan Emperor Hsuan Tsung Ad 1821-1850

Gambar 3
Koin berhuruf Manchu masa dinasty Qing 1644-1911

Gambar 4
Koin Wu-Shu

Sesuai dengan namanya, uang ini tentu saja berasal dari negeri China. Sangat mudah dikenali karena memiliki satu ciri khas yaitu bagian tengahnya memiliki lubang persegi empat,  serta  huruf kanji  pada salah satu sisinya.

Bagi mereka yang awam dengan huruf kanji (termasuk saya) tentu saja huruf tersebut tidak memiliki arti apapun, namun sebetulnya disinilah letak kunci daripada uang bolong tersebut. Huruf yang tercetak pada koin tersebut menunjukkan masa dinasty atau pemerintahan, sehingga umur koin bisa ketahui dengan tepat.

Kebanyakan koin China yang  ada adalah  dari 3 dinasty  China terakhir yaitu Dinasty Yuan, Ming dan Qing (Ching) atau antara kisaran tahun   1271-1911. Kemudaian dari 3 dinasty tersebut, dinasty terakhir atau Ching adalah yang paling menarik karena karena koin yang beredar pada masa itu menggunakan disamping menggunakan huruf kanji juga dipadukan dengan huruf  Manchu pada salah sisi lainnya.

Huruf Manchu merupakan huruf yang dipakai oleh bangsa Manchu (Manchuria) salah satu ras yang terletak di bagian utara China yang akar penulisannya alfabetnya mengambil pola alfabet huruf Monggolia lama. Kemudian untuk koin jenis koin lain yang relatif susah ditemukan dan sekaligus memiliki  nilai koleksi cukup diminati adalah koin Wu Shu yang dibuat disekitar tahun 960-1280.

Walaupun namanya adalah koin China namun tidak berarti sepenuhnya dibuat di negara China karena sebagian dibuat di negara  Annam dan  Champa (Vietnam). Kemudian ada juga koin negara Jepang yang memiliki bentuk dan tulisan kanji yang nyaris sama dengan koin China sehingga relatif susah dibedakan.

Tentang tulisan pada koin, arti dan cara baca-nya bisa dilihat di link berikut.

 

02. GOBOG BALI

Seperti sudah saya tulis di bagian atas, bahwa daerah Bali merupakan gudanggnya dari uang gobog. Sebagai bahan pelengkap upacara budaya/agama, setiap keluarga (tradisional) di Bali umumnya memiliki paling tidak 200 keping uang bolong.

Jadi sepertinya wajar kalau uang bolong ini masih bisa ditemukan dengan mudah di hampir sudut rumah tradisional Bali.  Hampir semua image yang ada di halaman ini juga saya buat hanya berdasarkan koin yang ditemukan disekitar halaman rumah dan pekarangan saja.

Uang China yang digunakan oleh masyarakat pulau tersebut sangat beragam dan berasal dari berbagai dinasty. Tentu saja, kebanyakan masyarakat di daerah tersebut tidak terlalu peduli dengan  periode, dinasty, asal usul ataupun makna huruf yang tercetak di atasnya, bahkan saya sendiri sejak lama malah menganggap huruf Manchu pada beberapa koin tersebut  sebagai huruf Pali atau Devanegari !

Untuk mengatasi keberadaan uang bolong yang semakin langka sedangkan kebutuhan uang bolong untuk keperluan budaya yang masih tetap tinggi, maka belakangan  mulai beredar versi replikanya dan untuk versi terbaru dibuat juga gobog versi Bali, yaitu menggunakan design yang sedikit berbeda yaitu menggunakan huruf Bali sebagai pengganti huruf China.

 

02. GOBOG JEPANG


Gambar 6
Koin Jepang masa pemerintahan Shogun Tokugawa (1768)

Sepintas uang  tampak sama saja dengan koin China, terlebih lagi karena uang ini memakai huruf kanji yang persis sama dengan kanji china. Namun kalau kita melihat di bagian belakangnya maka akan terlihat perbedaan yang sangat mudah diidentifikasikan. Tanda tersebut adalah berupa tanda ombak berjumlah 11 atau 21. Masyarakat Bali biasanya menyebutknya dengan uang jaring laba laba. Kemudian tulisan atau huruf pada koin Jepang sangat ramping dan tipis.

Disamping perbedaan di atas, ada satu lagi perbedaan mencolok dari koin ini yaitu ukurannya yang relatif besar yaitu sekitar 28mm yang berarti 2-4mm lebih besar dari uang jenis lain. Namun seperti halnya koin China, koin Jepang juga  banyak variasi dan tidak semua koin Jepang memiliki tanda ombak pada bagian belakannya. Jadi tanpa memahami huruf kanji, untuk mengidentifikasikannya akan tetap saja sama susahnya dengan koin China.

Cara lain untuk mengidentifikasikannya adalah dengan cara melihat dari kualitas uang (rata rata bahan dan kualitasnya sangat sangat bagus) serta bentuk huruf yang  sangat ramping dan tipis sebagai acuan penilaian awal. Hal ini disebabkan karena kebanyakan dari koin Jepang diproduksi sekitar abad 17 atau tepatnya pada masa pemeritahan Tokugawa, jadi rata rata berumur tidak terlalu tua. Disamping juga karena alasan lain yaitu teknik pecetakan uang yang  semakin maju sehingga mampu menciptakan uang bolong dengan kualitas yang jauh lebih baik.

 

03. GOBOG KERAJAAN NUSANTARA


Gambar 7
Contoh koin kerajaan Jambi. Sumber image : site Bank Indonesia

Dalam perkembangan selanjutnya, beberapa kerajaan lokal di nusantara juga memproduksi uang bolongnya sendiri sendiri sendiri. Beberapa diantaranya adalah Kesultanan Palembang, memproduksi koin bolong dengan nama Koin Leukeh.


Contoh koin kerajaan Banten Sumber image : site Bank Indonesia

Kemudian kerajaan Banten meproduksi 3 koin bolong dengan versi yang berbeda yaitu Koin Pangeran (Ratou), memakai aksara Jawa kuno, Koin Sri Dandan dengan tulisan 40 menggunakan angka Jawa kuno. Versi ketiga, Koin Kecubung memakai tulisan arab Melayu.

 

PERKIRAAN HARGA

Sepertinya bagian ini adalah yang paling menarik dan ingin diketahui oleh cukup banyak pembaca terlebih bagi mereka yang awam tentang uang gobog.  Namun seperti yang sudah saya tulis di bagian awal, uang gobog  walaupun termasuk koin tua dan kuno namun bukanlah termasuk  langka jadi dari segi harga hendaknya tidak bisa berharap banyak.

Sekedar untuk gambaran umum, bisa dikatakan harganya adalah 2.000 - 100.000 rupiah perkeping,  tergantung kondisi dan juga tingkat kelangkaanya. Sedangkan khusus untuk di Bali, yang merupakan gudangnya dari koin bolong, harganya jauh lebih murah yaitu  berharga  sekitar Rp 1.600 per keping (harga tahun 2009).  Umumnya koin  dijual di pasar tradisional  dalam satuan satu ikat isi 200 keping atau dikenal dengan istilah  Satak.

Koin dalam satuan Satak ini dijual sepenuhnya untuk keperluan upacara adat,  jadi bukan untuk tujuan numismatik sehingga nyaris tidak akan ada  pedagang yang menjualnya dalam satuan, sekeping atau dua keping. Kondisi uang umumnya beragam. Sedangakan koin  untuk  dijual untuk keperluan barang kerajinan umumnya memiliki kondisi yang relatif lebih bagus, namun dijual dalam partai besar 1000 keping dengan harga Rp 1.600.000.  Koin dicampur menjadi satu tanpa membedakan dinasty ataupun umur koin, jadi bagi mereka yang paham dengan uang gobog sepertinya tidak ada salahnya untuk mencoba membelinya sekedar untuk mengadu keberuntungan, siapa tahu didalamnya terselip beberapa uang langka yang berharga mahal.

Beberapa dari koin China yang  Anda miliki mungkin saja termasuk jenis yang sangat langka dan berharga jual sangat tinggi.  Namun tentu saja harus selalu diingat bahwa  kolektor ataupun orang yang paham tentang koin ini (terlebih lagi untuk di Indonesia) relatif tidak banyak, jadi untuk menjualnya dengan harga mahal tentu saja tidak mudah. Cara terbaik tentu saja mengkoleksi untuk kesenangan dan hobby diri sendiri.

Demikian artikel singkat tentang uang bolong kuno. Tulisan ini akan diedit lagi di kemudian hari dengan tambahan berbagai keterangan, gambar dan info baru.Ucapan terima kasih Secara khusus diucapkan pada Bpk AA SUMANA, pakar numismatik Indonesia atas kunjungannya serta kesediannya memberikan koreksi pada tulisan ini serta beberapa rekan dan Sdr Pembaca lainnya yang telah memberikan saran dan tambahan.

 

Ditulis oleh : ardika nyoman Januari 2010

 

 

DICARI / DIBUTUHKAN
Sumbangan image atau gambar koin nusantara. Dikirim ke uangbolong@gmail.com  Terima kasih banyak !

Cara Baca & Identifikasi Koin China, Klik disini

Referensi :

Tambahan :

Alamat perajin uang gobog di daerah Bali : UD Kamasan Bali,  Br. Jelantik Kori Batu, Ds. Tojan \u2013 Klungkung, Bali, Indonesia. Phone/Fax: +62-366-24781 

Note :
Akibat migrasi dari alamat blog lama ke blog baru, semua komentar yang masuk menjadi hilang dan terhapus. Minta maaf pada pembaca yang telah menulis komentar.