Renungan
Neko Kameraman
Sepenggal cerita menarik dari negeri Sakura

 

Neko dalam bahasa Jepang berarti kucing, jadi terjemahan dari judul diatas adalah kucing kameraman. Fotografer spesialis kucing maksudnya ? Bukan, tapi kucing yang beraktivitas sebagai seorang fotografer ! Hah ?! Ini bukan cerita karangan namun nyata ada dan bahkan pernah disiarkan beberapa kali di sejumlah chanel televisi di negara tersebut. Cerita ini sangat menarik bagi saya, jadi agar tidak lupa maka sepertinya tidak ada salahnya kalau saya tulis dan saya bagi dengan Anda.


Angel yang tidak lazim

Fotografer spesialis kucing sepertinya sudah cukup banyak di negara tersebut namun kucing yang bertugas sebagai fotografer sepertinya belum pernah ada. Mungkin inilah yang menyebabkan seorang ibu rumah tangga di suatu daerah di Jepang mewujudkan sebuah ide menarik. Sebuah kamera kecil digantungkan pada leher seekor kucing (neko) peliharaannya dan dengan shutter yang telah diset otomatis pada interval waktu tertentu, kucing itu keluyuran ke tempat tempat yang disukainya. Si kucing sepertinya sudah paham, kalau kamera sudah digantungkan di lehernya maka dia harus keluar untuk mengambil gambar. Hasilnya ternyata sangat menarik yaitu foto yang aneh bin ajaib dan dengan sudut pengambilan gambar yang sangat tidak lazim dan lain dari yang lain. Lorong dan gang sempit, atap rumah, kolong bawah mobil, puncak pohon besar dll. Selain foto model, pre wedding antar kucing, juga ada anak tetangga (manusia) yang lagi mencoba membelai dan mengelusnya serta banyak lagi bahkan ada foto close up seekor ular pohon yang hendak menerkamnya.

Tentu saja, sebagai seekor kucing tentu mempunyai keuntungan lebih yaitu kemampuannya mengunjungi tempat yang sulit bisa didatangi oleh manusia, disamping tentunya karena keuntungan bawaan dari lahir yaitu lahir sebagai binatang bernama kucing yang kalau dilakukan oleh manusia sepertinya bukanlah hal yang luar biasa.

Kasus tentang Neko Kamera ini juga sepertinya mirip dengan fotografer cilik yang mampu menghasilkan foto yang sangat mencengangkan terutama untuk foto human interest dan street hunting. Seorang anak kecil juga mempunyai angel yang berbeda dengan orang dewasa yang cendrung menoton yaitu eye level. Seorang anak juga bisa melakukan pemotretan dengan bebas, lepas beragam teori, rasa takut karena konflik dengan obyek, kamera rusak, tergores, harga jual turun dll. Dalam kebanyakan kasus, sang obyek sendiri cendrung sangat akomodatif dan bahkan tidak jarang bergaya kalau diabadikan oleh seorang fotografer cilik. Hal ini tentu saja tidak dimiliki oleh orang dewasa yang memiliki masalah yang lebih komplex. Obyek emosi karena dicuri foto, diminta uang keamanan, kamera mau dibanting serta dicurigai disangka ngintip CD wanita ketika mengambil angel bawah sudah cukup sering dikeluhkan.


Sindiran untuk saya ?

Apa yang menarik dari cerita ini ? Menurut saya, cerita ini seakan menyindir saya bahwa fotografi bukanlah sesuatu yang istimewa atau ditanggapi terlalu berlebihan. Dengan bermodalkan sebuah kamera, siapapun bisa menjadi menjadi seorang "fotografer". Dengan kemajuan teknologi dan ekonomi, aktivitas fotografi menjadi lebih mudah dilakukan atau setidaknya Si kucing telah membuktikannya.

Penasaran, seperti apa sih foto yang dihasilkan yang dihasilkan ? Sepertinya menurut saya tidak terlalu penting untuk dibahas dan ditampilkan disini karena yang jelas hanyalah foto seekor kucing. Komentar mencela dan menjatuhkan, menganggap sebagai karya murahan yang tidak layak tampil, sama sekali tidak akan berpengaruh apapun pada fotografernya. Dengan kamera murahan tampaknya kita tidak bisa berharap terlalu banyak namun alat juga sebaiknya tidak membatasi kita dalam berkarya seperti halnya Si kucing dengan kamera mainannya mampu menarik perhatian dan menyenangkan banyak orang. Jadi dalam kasus ini tampaknya saya dan mungkin juga Anda sepertinya masih harus belajar banyak dari Si kucing. Anda setuju bukan ?

Fotografi adalah suatu proses untuk menghasilkan image. Proses itu tidak terbatas hanya saat mengambil gambar saja namun juga sesudahnya yaitu proses seleksi gambar dan penyajiannya. Dari ribuan jepretan yang ada Anda dituntut harus mampu menyeleksi yang terbaik kemudian mempresentasikan hasil terbaik tersebut pada orang lain ataupun pada diri sendiri. Inilah fotografi yang sebenarnya menurut saya. Kalau hal ini belum bisa kita lakukan maka menurut saya, kita ini tidak lebih dari Neko Kameraman.

Salam neko.

Ditulis oleh : Nyoman Ardika
Osaka 01 Februari 2010

 


top page

 

| Home | Folder Foto | Artikel | Profile | Contac |