Kamera
Digital dengan Lensa Manual
Edit
dan revisi
Tambahan untuk Split Focus Screen
dan Facebook botton (bagian bawah)
PENGANTAR
Sejak era digital mulai diperkenalkan
pada kamera, photography menjadi semakin menarik dan menyenangkan
untuk dinikmati, baik sebagai hobby atau bahkan profesi.
Dengan semakin banyaknya orang yang menekuni hobby ini,
satu hal yang paling mengembirakan adalah harga kamera
digital sudah menjadi relatif semakin murah dibandingkan
saat teknologi ini diperkenalkan pertama kali. Namun murahnya
harga kamera ternyata tidak diikuti oleh penurunan harga
lensa yang signifikan atau bahkan bisa dikatakan cendrung
semakin mahal.
Sebagai salah satu alternatif menghindari
harga lensa baru yang relatif mahal tersebut, sebagian
penghobby photo mulai berpaling ke lensa tua. Lensa tua
berarti lensa manual ? Ya, tentu saja, namun sedikit perlu
digaris bawahi yaitu, lensa tua berarti lensa manual namun
tidak semua lensa manual berarti lensa tua. Beberapa lensa
merek Carl Zeiss, Voightlander ataupun Nikon masih memproduksi
lensa manual sampai saat ini. Jaman dulu, sebelum teknogi
AF (auto focus) diperkenalkan pertama kali sekitar tahun
70an, semua kamera atau lensa adalah manual focus(MF).
Salah satu perbedaan utama ditinjau dari
bentuk fisik dari lensa tua (selanjutnya saya sebut lensa
manual) dibandingkan dengan lensa AF adalah adanya gelang
diafragma pada lensa. Jadi diafragma diatur dengan memindahkan
diafragma ke bukaan (angka) yang kita inginkan dan fokus
sepenuhnya dilakukan dengan hanya dengan cara memutar
ring fokusnya saja. Titik fokus yang umum dijumpai pada
kamera AF juga praktis tidak ada dengan menggunakan lensa
manual. Kebanyakan lensa manual adalah prime lens/fixed
focal length sedangkan lensa zoom kebanyakan adalah lensa
manual keluaran terbaru.
Kadang terdengar sedikit janggal , di
era digital, serba automatic dan membutuhkan "gerak
cepat"sekarang ini, masih ada orang atau komunitas
tertentu yang sepertinya berpaling ke jaman batu dan asik
bermanual fokus ria.
Pengetahuan Dasar Menggunakan
Lensa Manual
Kalau anda tertarik untuk menggunakan
lensa manual atau ingin tahu sekedar untuk menambah wawasan,
maka ada 3 pengetahuan dasar yang harus dipahami, plus
1 sebagai pengetahuan tambahan yaitu :
- Keuntungan dan Kelemahan menggunakan
lensa manual
- Pengetahuan tentang Lensa Adapter
- Pengetahuan tentang Lensa Mount
- Split Focus Screen (tambahan)
Bagian I
KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN
Keuntungan
mengunakan lensa manual |
1. |
Harga
murah
Tampaknya tidak bisa dibantah kalau dikatakan
bahwa faktor harga adalah penyebab utama dari
kebanyakan penggemar lensa manual. Harga lensa
manual umumnya kurang dari 2jt an dan tidak
jarang cuma berharga beberapa ratus ribu saja.
Kunci utama untuk mendapatkan harga murah
adalah sabar mencari dan harus mau meluangkan
waktu keluar masuk toko loak atau toko bekas.
Bagi sebagian orang, mungkin disinilah letak
kenikmatan menggunakan lensa tua ini dibandingkan
dengan membeli lensa baru. |
2. |
Diafragma
besar dan fix
Lensa manual kebanyakan adalah lensa prime dengan
focal length terbanyak adalah lensa 50mm F 1.4
atau 1.8. Lensa ini bisa dikatakan sebagai lensa
standard atau lensa kit-nya pada jaman kamera
film manual. Lensa umum lainya adalah 35mm dan
28mm dengan harga sedikit lehih mahal dari lensa
50mm. Dibandingkan dengan lensa AF, lensa berdiafragma
2.8 atau bahkan 1.2 relatif lebih mudah dijumpai
pada lensa manual dibandingkan dengan lensa
AF. |
3. |
Bentuk
klasik dan kokoh
Hal yang paling membedakan dari lensa manual
dengan lensa modern adalah bentuknya yang
klasik, sanggar atau kadang aneh dan berat
karena terbuat dari metal. Body lensanya biasanya
penuh dengan berbagai angka dan tulisan yang
digrafir membuat bentuk lensa menjadi bertambah
unik dan memepertegas kesan manualnya. Kamera
boleh sama, namun yang paling membedakan adalah
lensa nya. Kalau anda memakai lensa maka dipastikan
anda tampil beda. |
4. |
Toleransi
Merk
Umumnya body kamera hanya bisa menerima lensa
dengan merek atau mount yang sama, namun dengan
menggunakan lensa manual, memberikan keuntungan
tersendiri karena bisa dipasangkan dengan
body kamera lainya. Jadi kamera Canon lensa
Nikon misalnya bukanlah hal aneh lagi dalam
komunitas lensa manual, demikian juga dengan
lensa lainya. |
5. |
Semua
lensa automatis Stabilize
Khusus pada kamera tertentu yang dilengkapi
dengan filtur Anti Shake di body, tentu merupakan
keuntungan tersendiri, karena semua lensa
automatis sudah terstabilisasi. Note : pada
kamera merk atau type tertentu (olympus ?!)
fasilitas Anti Shake sepertinya tidak berfungsi,
silakan baca buku manual untuk info yang lebih
jelas) |
6. |
Alasan
lain
Tiga alasan diatas tampaknya paling umum,
namun ada juga rekan lain yang mempunyai alasan
tersediri seperti misalnya, bebas dari front
atau back focus, battery kamera menjadi sangat
awet karena tidak memerlukan supply energy
untuk memutar auto focus. Alasan lainya yang
juga populer adalah : Mendapat warisan lensa
lama. Photografer tua yang ingin bernostalgia
dengan lensa lama. Photografer baru yang "ingin
tahu". Photographer bermodal dengkul.
Dan yang terakhir adalah photografer kesepian
yang tidak memiliki teman yang bisa dipinjami
lensa. |
|
Kelemahan dan kekurangan lensa
manual |
1. |
Mengunakan
Adapter
Menggunakan tambahan alat adapter ini berarti
pula tambahan biaya sehingga lensa "murah"
kita kadang menjadi tidak murah lagi. (Note
: pengguna kamera Nikon dengan lensa/mount
Nikon, ataupun Pentax dengan lensa/mount Pentax
adalah perkecualian) |
2. |
Manual focus
only
Menggunakan lensa tua berarti anda harus siap
bermanual focus dan melupakan auto focus. Faktor
inilah yang sering menjadi momok dari penghobby
photo pemula yang terbiasa dengan lensa AF adalah
khawatir kehilangan momen. Tentu saja, lensa
manual ini memang kurang cocok digunakan untuk
event yang membutuhkan gerak cepat seperti sport
misalnya. Untuk photografer lanscape atau still
life AF tidaklah terlalu penting, kecuali moto
landscape dengan obyek gunung yang sedang meletus
tentu memerlukan gerak cepat yaitu lensa AF.
Kesulitan auto fokus juga bisa diatasi dengan
mengganti focus screen. |
3. |
Manual Mode atau AP/Tav only
Mode yang bisa digunakan terbatas hanya pada
Mode Manual atau Aperture Priority Mode saja.
Mode scene lainnya nyaris tidak berfungsi |
4. |
Rentan
Flare
Lensa manual tua rentan terhadap flare (hasil
photo silau atau putih berkabut). Salah
satu penyebabnya mungkin adalah karena sifat
sensor pada kamera digital yang berbeda
dengan film, sehingga sebagai konskwensinya
harus diimbangi dengan kemampuan lensa yang
lebih baik seperti tambahan lensa ED, anti
flare dsb, yang tentu saja berakibat harga
lensa menjadi semakin mahal. Flare ini biasanya
muncul pada kondisi pemotretan tertentu
dan ekstrem seperti menentang cahaya matahari
dll.
|
5. |
Kondisi
lensa
Lensa tua biasanya kondisinya kurang bagus
atau cendrung babak belur. Fogging, jamur
dan debu umum dijumpai. Fogging artinya kondisi
optik yang putih berkabut tipis sedang jamur
yang dimaksud tentu bukan jamur segede kuping
yang biasa dijual di rumah makan. Dengan menjemurnya
di bawah terik matahari, jamur akan kering
dan mati. Untuk jamur yang tidak terlalu parah
yang walaupun tetap bandel dan membekas di
lensa biasanya tidak akan berpengaruh banyak
ke hasil photo. Bagi yang senang bongkar pasang,
lensa tua tampaknya obyek yang bagus untuk
bereksperimen karena jeroan dalam lensa manual
yang sederhana dibandingkan dengan lensa AF.
Tentu saja, lensa tua dengan kondisi bagus
masih banyak ditemukan terutama pada toko
yang khusus menjual peralatan kamera. Kondisi
menyedihkan yang saya sebutkan di atas biasanya
umum dijumpai di pasar loak atau flea market.
|
|
Bagian II
LENSA ADAPTER

Contoh lensa adapter, tanpa dan
dengan chips
Apa itu Lensa Adapter ?
Lensa
Adapter adalah alat tambahan yang dipasangkan
pada lensa agar lensa dengan mount tertentu bisa dipasang
di kamera dengan mount yang berbeda. (Pengertian mount,
selengkapnya ditulis di bagian bawah.). Penjelasan mudahnya,
antara kamera dan lensa yang berbeda merek adalah tidak
bisa dipasang begitu saja tanpa bantuan adapter, kecuali
kalau lensa itu memang dibuat khusus untuk kamera merek
yang bersangkutan, misalnya lensa Tamron, Sigma, Tokina
atau beberapa lensa lain seperti Carl Zeiss dan Voigtlander.
Jadi tidak berlebihan kalau saya sebutkan
bahwa adapter itu adalah semacam "alat akal akalan"
dari para penggemar photography agar bisa menggunakan
atau memanfaatkan lensa yang diinginkan. Adapter ini bisanya
diproduksi oleh perusahaan pihak ke 3 (Third party). Produsen
kamera semacam Nikon, Canon, Olympus ataupun Pentax tentu
tidak akan pernah menciptakan alat semacam ini, kecuali
sebatas adapter untuk lensa produksinya sendiri. Misalnya
adapter Canon EF- Canon FD atau sejumlah adapter yang
diproduksi oleh Pentax.
Metering dan Auto fokus
-
Metering berfungsi sempurna pada
(hampir) semua kamera digital merek apapun. Perkecualian
(matering tidak berfungsi) hanya terjadi pada kamera
Nikon merk tertentu seperti D80, D40, D60 dan level
yang lebih rendah. D100 juga termasuk di dalamnya.
Pada Nikon D200, D300 atau yang lebih tinggi, metering
berfungsi seperti biasa.
-
Untuk Auto fokus, jawabannya adalah
AF tidak berfungsi alias
manual focus only. Auto fokus terjadi karena adanya
kontak elektronik antara lensa dengan body yang terhubung
dengan suatu alat berbentuk chips elektronik. Lensa
manual tidak memiliki alat semacam itu karena teknologi
ini baru ditemukan belakangan. Mungkin beberapa orang
dibingungkan oleh pengertian "Adapter with focus
confirmation".
Note : metering berfungsi untuk mengukur
cahaya yang masuk jadi tanpa metering bukan berarti kamera
tidak bisa digunakan sama sekali. Hanya penggunaannya
menjadi lebih susah. Bagi yang belum terbiasa dengan lensa
manual, dengan ataupun tanpa metering tetap saja sama
susahnya.
Adapter with focus confirmation
Chips
Adapter umumnya ada dua type yaitu tanpa atau dengan
chips. Adapter dengan chips tambahan memungkinkan kita
untuk memfokus dengan tapat dan akurat. Ketika obyek
yang kita bidik sudah berada dalam posisi focus maka
kamera akan memberikan informasi berupa bunyi "bip"
, kedipan lampu indikator dll. Tentu saja adanya chips
tambahan ini akan membuat adapter ini berharga lebih
mahal dibandingkan adapter biasa tanpa chips. Untuk
kamera Nikon type apa saja, sudah dilengkapi dengan
filtur focus confirmation lamp sehingga adapter jenis
ini sepertinya tidak diperlukan lagi demikian juga dengan
Pentax dengan fucus trap-nya.
Adapter dengan optik
tambahan
Adapter ini populer digunakan pada lensa manual Canon
(Canon FD). Penggunan adapter biasa (tanpa lensa tambahan)
akan menyebabkan kita hanya bisa memfoto obyek berjarak
dekat saja dan lensa menjadi kehilangan kemampuan untuk
fokus infinity (obek jauh). Kombinasi kamera lain yang
juga mempunyai kasus yang sama adalah kamera Nikon dengan
lensa M42. Selain yang disebutkan di atas, bisa mengunakan
lensa adapter biasa tanpa masalah sama sekali.
Dimana saya bisa
membelinya dan berapa harganya ?
Sepanjang pengetahuan saya, lensa adapter ini adalah termasuk
barang yang tidak diproduksi secara resmi oleh produsen
kamera. Di toko kamera besar, biasanya lensa adapter ini
tidak akan ditemukan. Untuk mendapatkannya, anda kadang
harus membelinya ke toko kamera kecil atau lewat toko
online, forum, ebay, yahoo auction dll. Bagi mereka yang
tinggal di Indonesia sepertinya jauh lebih mudah karena
tersedia di toko kamera atau forum photography dengan
harga yang sangat murah. Harga yang ditawarkan bervariasi
dari yang polos telanjang tanpa merek, tanpa dus, dan
tanpa chips seharga 100ribuan atau adapter mahal dan bermerek
seperti Novoflex buatan Jerman dikenal sangat bagus (kata
orang sih !) seharga 2,5 jutaan atau merek Hansa untuk
harga yang lebih murah. Dari semua lensa adapter yang
ada, adapter mount M42 adalah yang paling murah (100-400ribuan
rupiah) sedang adapter mount lain biasanya dua kali dari
mount M42. Adapter dengan chips biasanya berharga dua
kali lipat dari yang tanpa chips. Link penjual yang bisa
saya rokemendasikan adalah : disini
atau disini
Apakah adapter ini
aman dipakai ?
Jujur, saya tidak tahu dan juga tidak berani memberikan
jawabannya yang pasti. Saya hanya bisa memberikan gambaran
bahwa lensa manual mempunyai penggemar yang tidak sedikit
dan sampai saat ini sama sekali tidak ditemukan keluhan
yang berarti dan yang jelas saya juga telah memakainya
dalam jangka waktu lama tanpa masalah apapun.
Menurut pendapat saya pribadi, error
atau kerusakan kebanyakan terjadi karena masalah koneksi
elektronik antara body dan lensa dan ini umumnya terjadi
pada kamera atau lensa auto focus. Jadi kalau dari awal
koneksi elektronik ini dihilangkan atau tidak ada, maka
error semacam ini tentu saja tidak akan pernah ada.
Jadi error pada kamera dengan lensa
manual umumnya disebabkan karena chips adapter yang rusak.
Masalah seperti ini sepertinya ini juga umum terjadi pada
lensa AF jadi masalah terjadi karena masalah elektronik
bukan karena masalah adapter. Sehingga pengguna adapter
dengan chip tambahan, sebaiknya sedikit hati hati dalam
pemilihan adapter atau membeli adapter dengan merek yang
sudah terpercaya. Hal inilah yang menyebabkan adapter
dengan chips tambahan dari merek terkenal menjadi lebih
mahal dari adapter tanpa merek. Kalau anda menggunakan
adapter polos tanpa chips apapaun sepertinya tidak ada
yang perlu dikhawatirkan, kecuali beberapa kasus kecil
seperti adapter yang tidak pas pada kamera type tertentu,
terlalu longgar, terlalu sempit sehingga menggerus atau
memakan mount body, pinggiran adapter yang tidak halus
dan melukai tangan dll. Namun sepertinya hal ini adalah
diluar konteks permasalahan.
Satu satunya kendala fatal yang mungkin
terjadi adalah tertahan atau bahkan pecahnya miror karena
bertabrakan dengan ujung belakang lensa "asing"
yang nekad anda pasangkan. Kasus ini termasuk langka dan
juga hanya terjadi pada kamera Canon type 5D saja dan
mungkin juga type full frame di atasnya (?). Jadi untuk
mengatasinya, beberapa orang nekad memotong miror kameranya
menjadi lebih pendek atau hanya memakai lensa yang mempunyai
pantat rata tanpa tonjolan apapun. Contohnya adalah lensa
M42. Jadi sekali lagi, kasus semacam ini sama sekali tidak
perlu dikhawatirkan karena untuk kamera type selain di
atas, sama sekali tidak ada masalah apapun. Jangankan
lensa tua, lensa modern type EF-S pun tidak bisa dipakai
salah satunya (mungkin) karena mempunyai tonjolan yang
membahayakan miror tersebut (?).
Adapter apa yang cocok
untuk kamera saya ?
Secara garis besar kita harus mengetahui
dulu mount lensa yang kita miliki atau hendak kita beli.
Setiap adapter pasti ada lensanya namun tidak semua lensa
ada adapternya. Beberapa lensa merek tertentu seperti
Konica F, Fujica X, Minolta MD dan Miranda misalnya hampir
tidak ada adapternya, sedangkan bererapa lensa lain walaupun
ada adapternya namun relatif susah didapatkan. Adapter
lensa M42 dan Nikon adalah adapter yang paling umum dan
mudah didapatkan sedangkan Canon FD, Contax/Yashica, Leica
dan Pentax bisa ditemukan dalam jumlah yang relatif sedikit.
Berikut ini adalah daftar tabel yang
mungkin bisa Anda gunakan sebagai acuan membeli adapter
ataupun lensa yang tepat. (Bagi yang membutuhkan daftar
yang lebih lengkap bisa dilihat disini
)
Flange Focal Distance
Nama Lensa |
Nama
Kamera |
Merek |
FFL |
EOS 44.0mm
|
Nikon 46.5
mm |
Olympus 38.67
mm |
Pentax 45.5
mm |
Sony 45.5
mm |
Micro 4/3 20
mm |
M42 |
45.5 mm |
Eos
- M42 |
Nikon-M42
|
4/3-M42 |
Pentax-m42 |
Sony-M42 |
|
Nikon |
46.5 mm |
Eos-Nikon |
Free
Adapter |
4/3-Nikon |
|
|
Contax |
45.5 mm |
Eos
- C/Y
|
|
4/3
- C/Y |
|
|
Yashica |
45.5 mm |
Eos
- C/Y
|
|
4/3
- C/Y |
|
|
Olympus OM |
46.0 mm |
Eos
- OM |
|
4/3
- Om |
|
|
Leica R |
47.0 mm |
Eos
Leica R |
Adapter
Special |
4/3-Leica
R |
|
|
Leica M |
27.8 mm |
|
|
|
|
|
Voiglander M |
47.0 mm |
|
|
|
|
|
Pentak K |
45.5 mm |
Eos-Pentax |
|
4/3-Pentax |
Free
Adapter |
Sony-Pentax |
Pentak 135 mm |
M format |
|
|
|
Pentax-135 |
|
Pentak 35mm (645) |
70.87 mm |
|
|
|
Pentax-645 |
|
Petri Bayonet |
45.5 mm |
|
|
|
|
|
Ricoh Bayonet |
45.5 mm |
|
|
|
|
|
Yashica FR, FX |
45.5 mm |
|
|
|
|
|
Canon FD |
42.0 mm |
Eos-FD
|
|
|
|
|
Fujica X |
43.5 mm |
|
|
|
|
|
Konica F |
40.5 mm |
|
|
|
|
|
Minolta MD |
43.5 mm |
|
|
|
|
|
Miranda |
41.5 mm |
|
|
|
|
|
Hasselblald |
74.9 mm |
Eos-
Hassel |
Nikon-Hassel |
|
|
|
Voiglander SL |
|
|
(Mount
F) |
|
(Mount
K) |
|
Carl Zeiss |
|
(Mount
ZE) |
(Mount
ZF) |
|
(Mount
ZK) |
|
Keterangan:
-
FFL
(Flange Focal Distance) : adalah jarak lensa dengan
sensor. Angka ini untuk sementara bisa diabaikan saja.
-
Kolom yang dikosongkan berarti
adapter belum diketahui atau kemungkinan adapternya
belum pernah dibuat.
-
Warna merah
berarti lensa tidak bisa focus infinity sehingga
memerlukan adapter dengan optik tambahan
-
Free Adapter
: lensa dicolok langsung ke body kamera tanpa memerlukan
adapter apapun
-
Dua lensa terakhir adalah lensa
manual keluaran baru porduksi Cosina. Tersedia juga
crew mount untuk merek Carl Zeiss dengan kode ZS.
-
Format Micro 4/3 bisa menggunakan
hampir semua lensa merek apapun. Hal ini disebabkan
karena fromat system kamera ini mempunyai FFL yang
paling pendek dari semua kamera digilal yang ada.
Agar bisa menggunakan lensa tertentu, kadang diperlukan
lebih dari satu adapter dengan tipe yang berbeda.
Bagian III
LENSA MOUNT
Apa itu mount ?
Saat kita melepas lensa dari bodynya
maka akan tampak lobang bulat berpinggiran metal pada
kamera. Bulatan metal di body dan juga "pasangannya"
yang ada di lensa inilah yang disebut dengan Mount Kamera
(camera mount). Tiap merk kamera mempunyai mount yang
berbeda sehingga hal inilah yang menyebabkan antara lensa
dengan body merk yang berlainan tidak bisa dipasangkan.
Bagi seorang penghobby photo, pengetahuan tentang mount
ini mutlak diperlukan jadi tidak terbatas hanya pada penggemar
lensa manual saja.
Secara garis besar mount suatu lensa
bisa ditebak dari merek lensanya. Lensa Nikon sudah pasti
F mount, Canon lama adalah FD mount, Lensa ulir adalah
S mount dan seterusnya. Namun bagaimana kalau lensa tersebut
diproduksi oleh pabrik yang khusus memproduksi lensa seperti
Tamron, Sigma, Tokina atau Zeiss ? Jadi walau sudah ditulis
panjang lebar, bagi seseorang yang belum terbiasa tetap
akan membingungkan. Jadi berikut ini saya sertakan beberapa
photo sebagai gambaran awal.
Mount M42

|
Nikon (F Mount)

|
Canon (FD Mount)

|
Olympus OM

|
Contax dan Yashica (C/Y Mount)

|
Pentax (K atau PK Mount)

|
Minolta (MD Mount)

|
Leica R

|
Mount M
|
Mount L
|
Mount M42
Mount sederhana ini awalnya merupakan
mount standard dari kamera lama. Nama lainnya adalah Screw
Mount, S Mount, Mount Ulir dll. Apapun namanya yang jelas
lensa mount ini sangat fleksible digunakan untuk berbagai
kamera SLR manapun baik untuk kamera film manual , film
AF ataupun digital. Bentuk mountnya yang sangat khas dan
sederhana membuat lensa ini sangat mudah untuk dikenali.
Hampir semua produsen kamera lama pernah memproduksi lensa
mount ini namun yang paling populer dan mudah ditemukan
adalah Lensa Takumar, produksi Asahi Pentax. Diantara
lensa ulir yang ada, yang dianggap bergengsi dan banyak
diburu adalah merek Carl Zeiss, Schneider Kreuznach Voigtlander
serta Meyer Optic. Yang paling menarik, lensa mount primitif
ini sampai sekarang masih diproduksi oleh produsen lensa
Cosina untuk merek Carl Zeiss dan Voigtlander.
Selain mount 42, lensa ulir lainya dengan
diameter yang berbeda, M24 dan M33 dalam jumlah dan penggunaan
terbatas. Secara fisik mount ini nyaris sama dengan Mount
M42, karena sama sama berbentuk ulir, yang membedakan
adalah ukuran diameternya (lihat photo pada Mount L)
Mount FD (Canon)
Merupakan mount lama dari kamera Canon.
Satu hal yang mungkin merupakan kekurangan dari lensa
ini adalah tidak bisa focus infinity dengan menggunakan
adapter biasa, jadi harus menggunakan adapter khusus yang
mempunyai optik tambahan. Penggunaan adapter semacam ini
tentu saja kurang disukai karena dipercaya akan mengurangi
kualitas image. Hal inilah yang menyebabkan banyak penggemar
lensa manual akhirnya mengurungkan niatnya memiliki lensa
ini.
Mount F (Nikon)
Nikon sepertinya menjadi pilihan utama
dari sebagaian besar penggemar manual karena relatif mudah
untuk didapatkan serta range yang sangat lengkap. Satu
hal yang menarik, selain lensa Nikon manual, lensa keluaran
baru berteknologi AF pun bisa digunakan sebagai pengganti
lensa manual. Hal ini disebabkan pertama, karena Nikon
tidak mengalami perubahan mount sama sekali dari MF ke
AF. Kedua, sebagian lensa AF keluaran Nikon juga memiliki
gelang diafragma sehingga bisa dipakai seperti layaknya
lensa manual lainya. Lensa semacam ini biasanya berkode
AF-D. Untuk kamera dengan body bermerk selain Nikon, auto
fokus tentu saja tidak berfungsi.
Harga dari lensa manual merek ini sangat
bervarisasi jadi tinggal disesuaikan dengan kemampuan
dan budget. Nokton adalah lensa Nikon terkenal memiliki
ketajaman prima di kondisi bukaan diafragma terbesar (F1.2)
Harganya sekitar 40 jutaan, jadi kalau untuk sekedar hobby
saja, sebaiknya di abaikan saja. Bagi mereka yang tetap
menginginkan lensa bukaan besar F 1.2 dengan harga yang
lebih ekonomis, bisa memilih Nikon 50mm F1.2 dengan harga
sekitar 5jutaan (baru) atau 2-3jutaan (bekas). Sekedar
catatan, sampai saat ini Nikon masih memproduksi lensa
manual fokusnya dan bisa ditemukan di sejumlah toko kamera
ternama di luar negeri. Link
Harganya ? Sama mahalnya atau bahkan jauh lebih mahal
dibandingkan lensa AF.
Mount PK (Pentax)
Seperti halnya lensa auto focus bercode
AF-D pada Nikon yang mempunyai gelang diafragma, Pentax
juga memiliki lensa yang mirip dengan hal itu yaitu Pentax
FA. Beberapa dari lensa FA ini, terutama edisi Limited-nya
mempunyai bentuk yang sangat indah dengan kualitas yang
tentu saja tidak diragukan lagi. Disamping memproduksi
kamera berformat 35mm, Pentax juga memiliki lensa medium
format disamping lensa ulir mount 42 seperti Takumar,
sehingga pengguna system Pentax memiliki range pilihan
lensa yang lumayan lengkap. Ditambah lagi dengan filtur
anti getar yang ditanam di body, maka kamera Pentax menjadi
alternaif yang sangat menarik karena semua lensa otomatis
akan menjadi stabilize.
Mount OM (Olympus)
Lensa Olympus sering dipilih oleh sebagian
pecinta lensa manual karena kualitas photo yang dipercaya
rata rata sangat tajam namun sepertinya lensa ini tersedia
dalam jumlah yang terbatas dan dengan harga yang cukup
mahal.
Mount C/Y (Contax Yashica)
Contax dan Yashica adalah dua merek
kamera yang berbeda tetapi memiliki satu mount bersama
yaitu C/Y Mount. Kamera Contax sendiri diproduksi oleh
Kyosera namun sudah berhenti memproduksi kamera, demikian
juga dengan Yashica. Hampir semua lensa Contax umumnya
mempunyai design yang sederhana dan cendrung seragam.
Pada bagian depan biasanya tertulis nama Carl Zeiss dan
dengan tambahan code T* berwarna merah. Yang jelas, disini
tentu kita tidak membicarakan lensa Carl Zeiss mount Alfa
buatan Sony atau Carl Zeiss buatan Cosina tentu saja.
Jadi menyebut lensa Contax berarti menunjuk kepada lensa
Carl Zeiss dengan mount C/Y. Lensa Contax ini i bisa temukan
relatif mudah sedangkan Yashica hanya tersedia dalam jumlah
yang sangat terbatas.
Mount MD (Minolta)
Kamera Minolta sangat populer pada era
tahun 60 an terutama untuk kamera rangefinder-nya. Tahun
2003, Minolta bergabung dengan Konica menjadi Konica Minolta
namun akhirnya (divisi kamera) dari perusahaan gabungan
ini "bankrut" dan diambil alih oleh Sony. Jadi
karena Sony adalah pemain baru di bidang kamera digital,
lensa manual lama merk Sony tentu saja tidak ada. Lensa
ini relatif jarang ditemukan karena kebanyakan kamera
Minolta adalah bertipe rangefinder. (Penulis sendiri mengawali
hobby photography dengan bermodalkan kamera merek ini)
Mount Leica R
Leica R memiliki banyak variant mount
seperti R-3cam, R-2 Cam, R Rom dst. Sepanjang anda tidak
memiliki kamera Leica dan hanya berniat "mencicipi"
lensanya saja maka semua varian lensa di atas bisa diabaikan
karena adapternya adalah sama alias hanya ada satu jenis
saja.
Lensa Leica, dari jaman "flash bubuk
mesiu" sudah terkenal super mahal dan bergengsi sehingga
peminat atau pemakainya relatif sedikit dan hanyalah golongan
tertentu saja. Ada harga ada rupa jadi harga selangit
untuk satu lensa butut sekalipun bukanlah tanpa alasan
sama sekali. Ketajaman, kontrast, kharakter warna dan
bokehnya sangat berbeda dengan lensa produksi merek lain.
Pendapat ini sepenuhnya saya copy paste dari review jadi
bukan pendapat sendiri. Sedangkan bagi saya pribadi lebih
terpesona dengan harganya ketimbang hasilnya. Walaupun
tidak tahu apapun tentang lensa Leica, agar tulisan ini
terkesan lengkap (bergengsi) , bagian ini saya sertakan
juga. Fuihh . . .
Mount M (VM dan ZM)
Mount dari beberapa kamera rangefinder
lama. Mount ini mempunyai FFL (lihat tabel di atas) yang
sangat pendek sehingga terbatas hanya bisa digunakan untuk
kamera beformat Micro 4/3.

Bagian
IV
SPLIT FOCUS SCREEN
Menggunakan lensa manual fokus tentu
saja sangat tidak mudah. Salah satu kesulitan terbesar
umumnya adalah saat memfokus obyek. Sangat sulit untuk
memastikan apakah obyek yang akan kita bidik sudah fokus
atau tidak karena semua itu nyaris hanya menggunakan kecermatan
mata saja. Untuk adapter yang sudah dilengkapi dengan
Auto Focus Confirmation Chips (AFCC), atau kamera merek
Nikon yang sudah bulit ini AFCC didalamnya mungkin sedikit
lebih mudah karena setidaknya ada lampu indikator
yang akan menyala saat fokus.
Namun tambahan Chips pada adapter inipun
belum tentu effektif karena besar kemungkinan pengguna
akan stress karena lampu indikator yang terus berkedip
sebagai penanda bahwa obyek belum fokus dan terkunci.
Cara yang lebih effektif dan paling banyak digunakan oleh
pencinta manual focus sejati adalahadalah dengan menggunakan
Split Focus Screen (SFC). SFC ini cara kerja atau penggunaannya
sepenuhnya sama dengan penggunaan kamera manual jaman
dulu, disaat auto focus belum ditemukan. Jadi focus screen
di kamera anda harus diganti dengan focus screen model
Split.
SFC ini merupakan tambahan saja yang
artinya tidak mesti harus ada. Jadi dengan tanpa mengganti
focus screen-pun anda sudah bisa menikmati fotografi dengan
lensa manual.
Demikian tulisan sederhana saya tentang lensa manual.
Tulisan lengkap tentang Lensa Mount bisa di baca di
tulisan saya yang lainnya disini : disini.
Ditulis oleh : Nyoman Ardika
Osaka, May 2009
Revisi terakhir : 03 Oktober 2009
Kalau Anda tertarik dengan lensa manual
lebih jauh, link ini mungkin akan sangat berguna :
Bahasa Indonesia :
http://lensamanual.net
English : http://www.mflenses.com/
English : http://forum.manualfocus.org/
Ucapan terima kasih kepada
banyak pihak yang telah membantu meberikan data, image
dan info pada tulisan ini. Konstribusi, saran dan perbaikan
dari rekan lain masih tetap diharapkan. (Komentar juga
termasuk salah satu bentuk konstribusi dalam bentuk lain)
Visit my other blog, UANG KUNO INDONESIA


top page
| Home | Folder
Foto | Artikel |
Profile | Contac
|
|