Antara
Kebutuhan dan Keinginan
Renungan akhir
tahun
Catatan
: Tulisan ini dibuat sepenuhnya
sebagai introspeksi diri sendiri.
Jadi sekali lagi sasaran utamanya
adalah diri sendiri. Kalau tulisan
ini juga berguna untuk Anda, yah
syukurlah.
Pengantar
Kebutuhan dan keinginan
adalah dua kata yang tentu saja
tidak sama dan tanpa membuka kamus
sekalipun, semua orang pasti tahu
perbedaannya. Namun dua kata sederhana
tersebut dalam aplikasinya pada
kehidupan sehari hari menjadi tidak
sederhana lagi dan bahkan kadang
menjebak orang yang pada awalnya
tahu menjadi tidak tahu.
Kamera digital
contohnya, apakah suatu kebutuhan
atau keinginan ? Bagi seorang tukang
foto profesional, tentu saja merupakan
suatu kebutuhan. Bagaimana dengan
seorang hobby ? Nah, di bagian inilah
yang paling menarik dari kata keinginan
dan kebutuhan.
Lha, kamera jelas
merupakan kebutuhan. Tanpa kamera
bagaimana bisa menggeluti hobby
fotografi ?
Sampai disini tentu
permasalahannya masih sederhana
dan terlalu mudah untuk dipahami.
Nah sekarang bagiamana dengan saat
kemunculan produk atau model baru
? Mendadak kamera model terbaru
dan tercanggih yang kita beli tahun
lalu menjadi kelihatan kuno dan
jadul dan keinginan mengganti kamerapapun
berubah menjadi kebutuhan. Atau
di saat hunting bersama teman atau
bertemu dengan sesorang yang menenteng
kamera yang lebih mahal dan lebih
bagus, mendadak kamera yang kita
miliki menjadi seperti kamera mainan.
Apakah memiliki
kamera baru dan mengganti kamera
yang sudah dimiliki sekarang adalah
merupakan kebutuhan atau keinginan,
tentu menjadi tidak mudah untuk
di jelaskan. Lensa pro misalnya
mempunyai harga dua sampai tiga
kali lipat dari harga lensa biasa.
Apakah image yang dihasilkan juga
berarti berbanding lurus dengan
harganya ? Tukang foto profesional
tentu tidak akan mempersalahkan
hal ini karena peningkatan image
yang cuma 1% sekalipun sudah cukup
untuk menjadikannya sebagai kebutuhan.
Bagaimana dengan
saya sebagai seorang hobbies ? Kamera
baru dengan muncul setiap tahun,
dengan model dan filtur yang menggiurkan.
Mau ? Tentu saja ! Bagaimana cara
belinya, apa dengan jual ginjal
? Hal inilah yang selama ini membuat
saya dan mungkin juga Anda sering
bersembunyi di balik jawaban musang
berbulu domba yaitu "Saya tidak
membutuhkannya !"
Anda pernah mempunyai
masalah atau bahkan mempunyai kasus
sama seperti saya dan bagaimana
cara terbaik untuk mengatasinya
? Berikut ini adalah beberapa langkah
yang biasa saya lakukan :
Mencatat
daftar kelemahan kamera yang dimiliki
sekarang :
1 |
Mega
pixel kecil
Cuma 6MP. Sangat tidak
cukup tentu saja. Coba
anda bayangkan, bagaimana
bisa membuat photo bagus
dengan kamera dengan pixel
kecil begini ? Nyaris
saya tidak bisa memanfaatkan
fasilitas crop photo dengan
leluasa karena kalau dipaksakan
pasti gambarnya pecah
berantakan. |
2 |
Tidak
ada Sensor Cleaning
Kamera saya adalah kamera
jaman gpurbah jadi filtur
ini jelas tidak ada.
Debu sering menempel
di sensor sehingga saya
terpaksa meniupnya dengan
menggunakan cara tradisional
yaitu blower yang serasa
sangat gmerepotkanh.
Tambahan lagi saya suka
moto outdor jadi filtur
ini jelas sangat diperlukan |
3 |
Noise
parah,
Iso cuma bisa sampai 1400
namun yang layak untuk
dipakai hanya sebatas
iso 800 saja. Tambahan
lagi lensa saya adalah
termasuk jenis "buta
ayam" yang tidak
bisa diajak kerjasama
di tempat gelap maka praktis
dalam situasi seperti
ini saya lebih memilih
untuk beristirahat moto
dibandingkan dengan memaksakan
diri moto yang nasibnya
dipastikan akan berakhir
di recycle bin. |
4 |
Lambat,
2 fps, sehingga membuat
saya ketinggalan momen
|
5 |
Monitor
kecil
yang sangat menyulitkan
untuk mereview hasil jepretan
|
6 |
Tidak
ada video !
Ini masalah terbesar dari
kamera saya sekarang.
Walaupun saya bukanlah
penggemar video namun
sekali kali kan diperlukan
juga. |
7 |
Lain
lain
Dan masih ada sekeranjang
kelemahan lainya seperti
mirror look up, flash
sync 125, sensor masih
crop fector dan sebagainya.
Fungsi dan arti masing
masing filtur itu saya
kurang tahu pasti yang
jelas kata seorang teman,
filtur itu tidak ada di
kamera saya. |
|
Dengan segudang keunggulan dan
kecanggihan yang ditawarkan oleh
kamera baru, jelas siapa yang tidak
tertarik ? Namun masalahnya apakah
saya benar benar memerlukan kamera
baru ini ? Atau dengan dengan bahasa
yang lebih mudah namun kasar : Apakah
dengan kamera baru photo saya akan
bertambah bagus ? Sepertinya saya
sudah tahu jawabannya namun ego
sepertinya jauh lebih berkuasa.
"Wah, kamera idaman nih !"
Ketika kalimat itu muncul dalam
hati maka langkah lanjutan berikut
munkgin bisa menolong :
Catat
daftar kelemahan kamera baru :
Emang kamera baru
ada kejelekannya ? Tentu saja ada.
Salah satu kejelekan terbesar dari
kamera baru adalah "tetap saja
tidak kebeli" Sedangkan kejelekan
lainya menurut saya adalah sebagai
berikut :
1 |
Video
Filtur yang sangat menganggu
dan membebankan komponen
elektronik utama dari
kamera yang berpotensi
membuat kamera lebih rentan
terhadap kerusakan. Contoh
mudah coba saja bandingkan
dengan kamera serba manual
tanpa battery yang dioprasikan
dengan cara dikokang.
seperti milik buyut saya
yang kurun waktu 40 tahun
belum pernah rusak sekalipun.
Sebelumnya saya juga tidak
pernah memerlukan handycam
jadi kenapa tiba tiba
saya merasa perlu ? |
2 |
Sensor
cleaning
"Ah ini sih hanya
filtur akal akalan
dari produsen saja"
Tambahan filtur ini
akan membuat harga
kamera bertambah mahal
ratusan ribu rupiah.
Blower atau alat peniup
debu juga seharga
ratusan ribu, jadi
sepintas keliahatan
peningkatan harganya
masuk akal namun kalau
kamera anda rusak
maka sensor cleaningnya
tidak akan ada gunanya.
Coba bandingkan dengan
blower, kapan rusaknya
?!
|
3 |
Brust
rate tinggi
Hasil photo yang bagus
tidak selalu berbanding
lurus dengan banyaknya
umur shutter di kamera
Anda. Semakin banyak
kamera dijepretkan berarti
akan membuat umur kamera
anda menjadi semakin
mendekati ajal yang
berarti ujung ujungnya
adalah tambahan uang
untuk mengganti shutter
baru. Untuk photographer
pro yang nyari makan
dari hasil moto tentu
saja perkecualian. Setiap
bunyi gKrik, krik, krik
h berarti duit. Sedangkan
bagi saya, bunyi gkrikh
berarti gJangkrik !h |
4 |
Mega
pixel besar
berarti tambahan uang
untuk membeli SD/CF
dan storage tambahan.
Untuk sekedar dicetak
photo ukuran postcard,
4Mp juga cukup. Mungkin
anda tidak percaya atau
jangan jangan tidak
pernah cetak photo sama
sekali ! Sebagian besar
photo saya adalah di
upload di blog dan forum
photography. Hal ini
berarti, size photo
harus dikurangi hampir
setengah lebih. Image
quality juga berarti
hilang sebagian. Jadi
akhirnya, apa gunanya
memiliki kamera dengan
pixel besar. Crop photo
? Kalau photo anda kurang
bagus besar kemungkinan
anda motonya kurang
dekat, bukan karena
kurang crop. Job moto
dan cetak billboard
? Jual passpoto aja
ndak laku. Kalau seandainya
ada, sewa kamera terbaru
sehari sepertinya jauh
lebih murah. |
5 |
Image
quality yang prima dengan
prosesor terbaru
Ah spertinya kurang berguna
bagi saya. Saya adalah
orang yang suka memasak,
jadi apapun photo yang
saya hasilnya pasti akan
dihancurkan dan masuk
dapur photoshop terlebih
dahulu. Bagi seorang pixel
peeping sejati yaitu zoom
photo sampai 200 % dan
mengintipnya lewat mikroskup
untuk melihat seberapa
bagus image quality kamera
tersebut adalah perkecualian.
|
6 |
Monitor
besar dan terang
Filtur ini nyaris bukan
merupakan idaman saya.
Kamera dengan monitor
besar hanya akan membuat
tampilan kamera menjadi
jelek, boros battery,
gatal untuk selalu tidak
sabar menekan play back
dan sebagainya. Dari
dulu kamera dengan monitor
kecil adalah yang paling
saya sukai dan karena
alasan inilah saya malah
ogah untuk ganti kamera.
Untuk urusan monitor
besar, saya masih mempercayai
15.4 inch Sony Vaio
type F milik warnet
sebelah rumah. |
7 |
Noise
Bisa dihilangkan dengan
free ware penghilang
noise seperti Neat Image
misalanya. Sedikit repot
memang namun dari 100
jepretan sepertinya
tidak akan mungkin semuanya
terpakai, dua atau tiga
photo sepertinya sudah
cukup banyak, jadi sepertinya
bukanlah masalah besar. |
|
Kesimpulan
Setelah melalui
pertimbangan yang lama dan dalam,
dengan membuang semua setan keinginan
yang menjebak dan menyesatkan
akhirnya saya berkesimpulan bahwa
saya membutuhkan
kamera dan lensa baru ! Lho ?
Salam
Ditulis oleh :
Nyoman Ardika
Osaka 05 September 2009, direvisi
Januari 2010

top page
| Home
| Folder
Foto | Artikel
| Profile
| Contac
| |