Opini
Ethos kerja
Musim panas tahun lalu saya melihat iklan dari NHK Jepang
tentang salah satu program siarannya yaitu News Watch
9 di sebuah kipas kecil yang dibagikan gratis di pinggir
jalan. Di kipas itu terdapat tulisan : Tadaima News, malam
jam 9, di sertai dengan ilustrasi menarik yaitu seorang
bapak dengan pakaian dan tas kerjanya sedang membuka pintu
rumah.
Iklan ini tentu cukup menarik perhatian saya terutama
dari pilihan judul berita dan jam tayangnya. Tadaima mempunyai
arti "saat ini" jadi menunjuk judul berita itu
kalau diterjemahkan secara bebas mungkin akan menjadi
"berita terbaru/aktual" namun di sisi lain kata
Tadaima juga mempunyai arti lain yaitu kata salam ketika
pulang ke rumah. Disini saya tidak akan membahas tentang
kata tadaima dan juga terjemahan apa yang paling tepat
untuk judul berita tersebut, namun ingin bercerita tentang
situasi kerja orang Jepang..
Iklan dari program berita di televisi ini mungkin bisa
memberikan sedikit gambaran tentang situasi kerja orang
jepang yang sebenarnya. Lembur, pulang malam bahkan kadang
tengah malam adalah hal yang umum dan tidak jarang inilah
yang mereka sebut sebagai bekerja yang sebenarnya. Datang
atau pulang tepat hampir tidak lazim, diangap tidak serius
dalam bekerja dan hanya umum dilakukan oleh golongan pekerja
harian atau pekerja part time yang dibayar perjam. Kepulangan
para karyawan di jepang yang rata rata sekitar jam delapan
malam dan kalau ditambah dengan waktu perjalanan yang
kita kira berkisar satu jam, maka diperkirakan waktu rata
rata seorang pekerja kantoran sampai di rumah adalah pukul
9 malam. Jadi pihak NHK tampaknya dengan jeli mampu memanfatkannya
dengan sangat baik kondisi tersebut dengan menyuguhkan
progam berita yang namanya "Tadaima News"
Pekerjaan adalah nomor satu diatas segalanya. Budaya gila
kerja ini sering menimbulkan dilema, karena disatu sisi
merupakan asset utama pendorong kemajuan negara Jepang
namun disisi lain sering menimbulkan kekhawatiran karena
tingginya angka perceraian dan berkurangnya jumlah penduduk
karena sedikitnya bayi yang lahir. Walaupun himbauan agar
pulang lebih awal dan melewatkan kebersamaan dengan keluarga
dan istri lebih banyak, tetap saja tidak bisa menghentikan
kegilaan mereka terhadap kerja. Yahh. . . . namanya juga
orang gila.
Ditulis oleh : nyoman ardika
Osaka December 2007
Note : tulisan ini saya revisi total setelah mendapatkan
masukan dari seorang rekan tentang kesalahan terjemahan
dari kata Tadaima. Namun inti tulisan sama sekali tidak
berubah yaitu tentang suasana kerja keras orang Jepang..