Special Report
Mengintip Aktivitas Pornografi
Di negara Jepang

Perhatian : untuk membaca tulisan ini atau melihat gambar yang di hide, diharapkan Anda sudah cukup dewasa dan cukup umur. Penulis tidak bertanggung jawab terhadap akibat buruk yang mungkin timbul.

 

PENGANTAR

Lukisan Shunga

Click/double click to show/hide image

Sumber image : scan

Suatu hari saya membaca diskusi di suatu forum yang sedang membahas topik pornography di negara Jepang. Seperti biasa topik semacam ini tentu akan merangsang banyak orang untuk bergabung sehingga diskusi berlangsung ramai dan hangat Tanggapan yang masuk sangat beragam sesuai dengan pengetahuan masing masing member. Sebagian komentar mungkin benar namun sebagian lagi kadang kurang tepat dan sangat jauh dari realitas yang saya lihat yang bahkan tidak berlebihan kalau disebut ngawur. Hal ini tentu bisa dimengerti karena tidak semua peserta diskusi memiliki kesempatan untuk datang atau tinggal di negara tersebut, sehingga kesalahan dan kekeliruan tentu tidak bisa dihindari. Menariknya lagi, sumber dan referensi diskusi kebanyakan diambil dari majalah, photo dan video porno. Fantasi yang berbentuk film itupun dianggap cermin dari realita sebenarnya yang ada di masyarakat.

Berangkat dari cerita di atas, saya akhirnya memberanikan diri menulis artikel hangat ini yang mudah mudahan bermanfaat. Batasan tentang kata porno yang saya pakai disini sepenuhnya memakai acuan yang paling sederhana yaitu asal telanjang berarti porno. Saya awali dulu tulisan ini dari bagian yang ringan yaitu sejarah singkat pornography.

Daftar Isi :
01. Sejarah Pornografi
02. Media / materi pornografi
03. Tempat dan Usaha Pornografi
04. Bisnis, pelaku dan artis porno
05. Pornografi dan Hukum
06. Pornografi Anak
07. Tanggapan Masyarakat
08. Penutup

SEJARAH SINGKAT PORNOGRAFI DI JEPANG


Pornografi memiliki sejarah yang cukup panjang di negara tersebut. Berbagai cerita dan ilustrasi lukisan kertas bertema porno bisa ditemukan pada sejumlah buku literatur lama. Hal ini sepertinya tidak lepas dari penguasaan teknologi pembuatan kertas yang sudah sangat maju pada masa itu yang walaupun diproduksi secara tradisional namun mampu menghasilkan kertas bermutu tinggi sebagai bahan dasar pembutan gambar erotik tadi.

Kemudian pada era Muromachi (1336 - 1573) pornografi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Karena teknologi foto ataupun video belum dikenal pada masa itu maka satu satunya media pornografi yang ada hanyalah lewat lukisan cetak yang disebut Ukiyoe. Teknik pembuatannya cukup rumit, yang polanya sepenuhnya dibuat di atas cukilan kayu untuk selanjutnya di cetak di atas kertas sehingga mampu dibuat dalam jumlah yang cukup banyak.

Diantara sekian banyak lukisan ukiyoe yang dibuat masa itu, sebagian diantaranya menampilkan gambar erotik atau pornografi atau yang umum dikenal dengan nama "Shunga". Semua seri gambar porno ini, khususnya yang dibuat oleh pelukis ternama bisa diilihat di hampir semua toko buku dan dikelompokkan sebagai buku seni.

Seiring dengan perkembangan teknologi, selanjutnya di awal tahun 1960an pornografi mulai memasuki dunia film atau yang lebih dikenal dengan nama Pink Eiga (film pink). Kemudian di tahun 1980an pornografi berkembang menjadi lebih semarak lagi karena mulai ditemukannya media perekam yang lebih kompak yaitu berupa video disk. [sumber : wikipedia ]

MEDIA / MATERI PORNOGRAFI

01. Majalah

Bebas dibuka

Sampul depan majalah dewasa

Click/double click to show/hide image

Sumber image : scan

Dari sampul depanya, sepertinya dengan mudah bisa ditebak isinya walaupun oleh orang yang tidak mengerti huruf Jepang sekalipun, seperti saya. Majalah ini bisa ditemukan dan dijual bebas di mini market atau convinance store terdekat. Harganya relatif murah dan hampir tidak jauh beda dengan majalah biasa. Uniknya majalah ini bisa dibuka dengan bebas karena sama sekali tidak disegel.

Sambil nyengir mesum membayangkan gambar didalamnya, sayapun pernah mencoba membuka isinya. Gedabrak ! Isinya ternyata cukup membuat saya hampir pingsan, mata melotot dan mulut lupa menutup. Maklum saya rada kampungan urusan begini. Tebal majalahnya hampir sama dengan buku pelajaran ketika sma dulu, namun isinya tentu saja tidak sama (dodol !). Ada beberapa halaman yang tertutup atau dibuat lengket jadi satu. Sialnya halaman yang lengket itu justru (sepertinya) merupakan halaman utamanya.

Bagi yang pernah atau mengenal atau melihat majalah dewasa seperti playboy misalnya, pasti bisa lebih mudah untuk membayangkannya. Namun ada yang sedikit membedakan adalah isinya yang sedikit lebih bervariasi. Disamping gambar panas dan merangsang, juga memuat banyak berita dan tulisan lain seperti gosip, skandal, politik dan berita populer lainya.

Dibeli namun tidak dibawa pulang

Siapakah konsumen utama majalah ini ? Konsumen setia dari majalah ini biasanya adalah golongan pria setengah baya, berumur berkisar 40-55 tahun yang umum disebut Ojisan atau Ossan, yang tidak jarang meninggalkan begitu saja majalahnya sehabis dibaca di di dalam kereta, karena takut ketahuan istri di rumah. Selain orang Jepang sendiri, kadang saya pernah juga melihat kerumunan orang asing dengan bahasa yang tidak saya mengerti yang tampak sibuk membolak balik majalah tersebut dengan penuh nafsu.

2. Komik

Contoh Komik Dewasa

Click/double click to show/hide image

Sumber image : scan

Beberapa tahun lalu di negara kita dihebohkan dengan kasus komik porno dari Jepang. Tentu saja, komik yang dijual di sejumlah toko buku sangat mengkhawatirkan sejumlah kalangan khususnya para orang tua karena berpotensi meracuni para anak anak. Demikian juga dengan komik lain yang lebih terkenal seperti Shinchan misalnya yang dilarang di beberapa negara karena dinggap tidak mendidik bagi anak dan juga porno !

Bagimana dengan di Jepang ? Apakah budaya membaca komik di negara mereka tidak berpengaruh buruk pada perkembangan pendidikan anak ? Sepertinya jawabannya terletak pada kesalahan persepsi sejumlah orang yang menganggap komik adalah bacaan untuk anak anak semata. Di Jepang komik merupakan bacaan untuk segala umur. Isi atau materi juga disesuikan dengan tingkatan umur pembacanya.

Sedangkan khusus untuk komik Shinchan adalah sedikit dilema. Mungkin anda akan sedikit bingung kalau saya katakan bahwa komik Shinchan pada awalnya dibuat bukan untuk komsusi untuk anak anak, jadi wajar kalau ceritanya rada ngeres dan kurang ajar. Demikian juga dengan komik lain seperti Sailor Moon, penggemarnya kebaanyakan adalah orang dewasa.

Di negara tersebut, budaya memaca komik sangatlah mennakjubkan. Di toko buku, kita bisa menjumpai ratusan ribu judul komik yang dijual. Uniknya semua komik bisa dibaca dengan bebas tanpa ada keharusan untuk membelinya. Pria wanita, tua muda bergabung dan tenggelam dengan bacaannya masing masing tanpa menimbulkan "keributan" apapun. Tentu saja, mana ada orang normal yang terangsang hanya dari melihat gambar kartun kecuali orang sinting.

03. Video

Mungkin jenis ini paling banyak dikenal dan juga beredar di negara kita yaitu adult video atau lebih dikenal dengan sebutan JAV. Untuk mendapatkannya tidak terlalu susah karena bisa dijual atau disewakan di tempat penyewaan video biasa. Untuk membedakannya dengan video biasa biasanya disediakan ruangan kecil tersediri dan pintu masuknya dibatasi dengan selembar kain. Bagi yang maniac atau virus mesumnya sudah level tinggi, bisa mendatangi toko yang khusus menjual video dan dvd porno doang. Tempatnya cukup luas bahkan kadang sangat luas, dari lantai satu sampai diatasnya isinya penuh dengan barang serupa tapi tidak sama. Peminatnya sekarang lebih bervariasi tidak didominasi oleh pria setengah umur saja, namun juga laki laki muda bahkan wanitapun walaupun jarang, kadang kadang bisa kita temukan gberkeliaranh walaupun biasanya masih beserta pasangannya.

Bagi yang karena beberapa alasan tertentu tidak bisa melakukannya (memutar video) dirumah bisa mendatangi tempat penyewaan merangkap pemutaran video. Di tempat ini pengunjung bisa memilih, dan memutar video yang disukainya sepuasnya. Harganya biasaya sama saja dengan sewa internet dan dihitung perjam atau per 30 menit. Kadang internet cafe juga merangkap sebagai tempat pemutaran dan penyewaan video.

Gambar buram berarti resmi

Artis film dewasa

Click/double click to show/hide image

Sumber image : wikipedia

Bagi mereka yang sudah pernah menonton video porno di Indonesia dan membandingankannya dengan yang di sini pasti akan kecewa berat. Kenapa ? Karena ternyata ternyata bagian yang paling diminati biasanya diburamkan dengan gambar mozaik. Ini adalah aturan hukum yang berlaku resmi untuk semua peredaran video porno di negara tersebut. Semua foto ataupun video yang memperlihatkan bagian genital secara langsung dan detail adalah illegal. Khusus untuk majalah atau buku malah lebih ketat yaitu tidak boleh memperlihatkan adegan berpasangan, sedangkan komik adalah perkecualian, walaupun tetap harus mengikuti aturan dasar yaitu pada bagian genital tidak boleh dilukis dengan detail.

Namun walaupun begitu bukan berarti video yang tanpa sensor tidak bisa didapatkan sama sekali. Pembelian bisa dilakukan lewat telephone, berdasarkan daftar selebaran yang dimasukkan oleh seseorang (entah siapa) di kotak post rumah atau aparteman. Transaksinya tentu saja gelap alias illegal. Kalau kita beruntung, kita bisa mendapatkan video bersih tanpa sensor, tapi kalau apes, berarti siap siap gigit jari karena hanya mendapaktan video Mickey Tikus. Penipuan seperti ini kerap terjadi. Korban dipastikan tidak akan melapor, kecuali orang yang kelewat jujur dan mau cari masalah.

Akting yang meyakinkan

Cukup banyak saya mendapatkan pertanyaan dari rekan di Indonesia tentang pornograhy di Jepang. Mereka cukup khawatir dengan situasi anak, saudara ataupun dirinya sendiri terhadap kejahatan seksual, pemerkosaan yang dilakukan di tempat publik. Dasar dari kekhawatiran mereka ini didapat dari sejumlah info dan refferensi dari video (porno). Pertanyaan yang awalnya membingungkan akhirnya menjadi jelas. Tampaknya mereka membuat kesimpulan dengan mengambil reffrensi yang salah. Sepertinya film khusus tersebut dibuat dengan sangat profesional sehingga mampu menipu penontonnya sehingga akhirnya beranggapan bahwa kejadiannya benar benar ada dalam kehidupan nyata ataupun umum dilakukan dan ditemukan dalam keseharian.

Film bisa jadi merupakan gambaran dari realita yang sebenarnya namun bisa juga berarti sebaliknya yaitu sekedar fantasi belaka. Tahukah Anda bahwa, ada "hotel" yang kamarnya selain bertype standard juga ada kamar bertype "ruang kelas" lengkap dengan meja dan papan tulis. Juga ada kamar type "gerbong kereta api", yang uniknya diklaim bisa bergetar dan bergoyang layaknya kereta api sungguhan.

 

04. Film layar lebar

Film dewasa dengan layar lebar yang umum disebut dengan Pink Eiga, bisa kita jumpai di bioskop tertentu saja. Uniknya, poster pertunjukan yang sedang atau akan dimainkan biasanya ditempelkan di dinding khusus yang sangat tersembunyi atau kadang malah di belakang gedung jadi terbalik dengan bioskop normalnya. Walaupun namanya adalah film layar lebar namun jalan ceritanya rada ngawur dan kadang tidak masuk akal yang ujung ujungnya selalu menuju ke arah yang sama.

Dari survey yang pernah saya lakukan, khusunya untuk mengetahui rentang umur penonton, mendapatkan hasil umur rata rata penonton yang berkiar 40 tahunan ke atas dan hampir sebagian besar adalah pria. Golongan muda sepertinya jarang terlihat. Yang unik justru saya tidak jarang saya pernah melihat sekelompok orang asing yang ikut dalam antrian saat memasuki gedung. Sepertinya di negara mereka, film semacam ini susah atau bahkan tidak mungkin untuk didapatkan.

05. Lain lain

Disamping media yang telah saya sebutkan di atas, masih ada beberapa media lagi yang tidak luput dari pornography yaitu koran, khususnya untuk koran sport/ pacuan kuda edisi sabtu dan minggu, internet, tv cable dan masih banyak lagi. Khusus TV umum, ada juga salah satu chanel yang menayangkan pornografi pada salah satu program acaranya yang biasanya disiarkan setiap akhir pekan lewat tengah malam. Sepertinya tidak banyak yang bisa di nikmati didalamnya karena cuma sebatas cuman foto model, promosi video porno terbaru dan bincang bincang masalah yang ngeres dan sedikit ngawur.

Sedangkan untuk tempat penyewaan sekaligus sebagai pemutaran video relatif mudah ditemukan. Di tempat ini pengunjung bisa memilih, dan memutar video yang disukainya sepuasnya. Harganya biasaya sama saja dengan sewa internet dan dihitung perjam atau per 30 menit. Kadang internet cafe juga merangkap sebagai tempat pemutaran dan penyewaan video.

TEMPAT DAN USAHA PORNOGRAFI

 

Tempat Massage atau panti pijat

Massage umumnya selalu berkonotasi negatif di negara kita namun untuk kasus di negara Jepang tentu tidak bisa digeneralisir. Secara umum usaha massage di Jepang bisa dibagi menjadi banyak kelompok seperti, Spa, aroma terapi dan relaxation termasuk juga thai massage didalamnya, kemudian ada kelompok massage penyembuhan, rehabilitasi dan semacam kairo praktik, serta kelompok ketiga dan terakhir yaitu massage masuk segar keluar lemas. Jadi sesuai dengan judul, kriteria yang masuk pembahasan tulisan ini tentu saja adalah jenis yang terkahir saja.

Umumnya tiga tempat masage di negara tersebut bisa dibedakan dengan sangat mudah hanya dari tampilan luarnya saja dan saya yakin Anda tidak akam mungkin sampai salah masuk. Berbeda dengan massage Spa dan relaxation yang umumnya adalah untuk tujuan kecantikan sehingga banyak dikunjungi oleh para wanita muda, sedangakan massege golongan terakhir ini adalah sebaliknya. Pengunjung hampir dipastikan semuanya adalah pria dan tentu saja pelayannya hampir dipastikan semuannya adalah wanita. Satu lagi yang pasti, tidak seorang pelanggan yang datang untuk tujuan massage.

Mandi Sabun (Soap bath)

Tempat usaha pornografi di negara Jepang memang sangat unik dan kreatif dan mandi sabun adalah salah satunya. Tentu saja, sesuai dengan namanya yaitu mandi sabun, jadi custumer berkunjung ke tempat ini tentu saja bertujuan untuk mandi. Tentu saja mandi yang dimaksud bukan mandi biasa namun mandi spesial yang akan dilayani atau istilah mudahnya dimandikan layaknya pasien rumah sakit yang dilayani mandi oleh perawat. Tentu saja bisa ditembak, setelah acara mandi ini selesai, pelanggan bukannya menjadi bersih tapi mungkin akan bertambah "kotor" dan loyo.

Love hotel

Secara umum tempat ini tidak jauh berbeda dengan hotel yaitu memberikan pelayanan jasa berupa kamar. Namun satu hal yang paling membedakan dengan hotel standar adalah tersedianya harga kamar untuk short time, perjam atau setengah hari. Hotel semacam ini bisa ditemukan dengan mudah di seluruh pelosok tempat. Ciri khasnya adalah dinding hotel yang bermawana cerah seperti merah jambu serta dihiasi dengan aneka lampu neon warna warni yang selalu berkedip kedip bergantian.

Kemudian kalau Anda memasuki hotel ini lebih jauh akan menjumpai situasi yang juga tidak kalah menariknya. Tidak ada lobby serta seorang resepsionispun yang akan menyapa Anda. Semua pelayanan termasuk juga pembayaran kamar hotel dilakukan lewat lobang kecil yang hanya cukup untuk meloloskan kunci kamar serta uang pembayaran kamar saja. Nyaris tidak ada percakapan ataupun yang perlu dilakukan dan tentu saja antara custumer dan resepsionis merangkap kasir tidak akan bisa saling melihat. [sumber : rekan lain]

Satu hal lagi yang paling mencolok dan membedakannya dengan hotel standard adalah love hotel hampir sebagian besar tidak melayani custumer yang datang sendirian jadi dari awal mereka harus datang bersama pasangannya.

Lain lain

Bisnis pornografi di negara tesebut sangat aktif dan juga kreatif. Selain yang saya sebutkan di atas, masih banyak tempat lainya masih sangat banyak. Namun sedikit perlu di catat disini bahwa kebanyakan tempat semacam itu tidak melayani konsumen asing alias Japanase only.

BISNIS, PELAKU DAN PEMERAN

 

Bisnis para Yakuza

Bisnis pornography di Jepang sudah identik dengan bisnis para yakuza. Usaha ini sepertinya sudah merupakan lahan bisnis mereka secara turun termurun. Walaupun bisnis ini sangat menggiurkan dengan omset yang sangat besar, warga normal umumnya sangat jarang mau terjun ke bisnis seperti ini. Selain pornografi mereka juga bergerak di bidang usaha perjudian dan hutang piutang.

Jadi kasus tentang hutang piutang, khususnya yang melibatkan wanita muda usia, tidak jarang akan menggiring pelakunya untuk terjun ke usaha pornografi, seperti menjadi artis film porno misalnya.

Wanita Pekerja Pornografi

Tentu saja tidak semua dari wanita pemeran adegan porno adalah karena terjebak hutang. Wanita yang melakukannya kerena sudah niat dari awal tentu tidak kalah banyaknya. Tentu saja karena iming iming materi yang didapatkan sangatlah sangat besar. Sedikit catatan, standar upah minimum pekerja standard (jenis pekerjaan apa saja) di negara tersebut adalah sekitar 75.000 (750 yen) per jam.

Sedangkan upah untuk bintang film porno untuk satu film berdurasi satu jam adalah sekitar USD 25.000 atau kalau dirupiahkan dengan rate 8.000 akan menjadi hampir 200 juta rupiah. Jadi sedikit bisa dipahami, kenapa mereka nekat mau melakoni pekerjaan seperti ini. Persaingan kerja yang sangat keras di negara tersebut sering membuat sebagian orang mencari uang dengan jalan pintas, terlebih lagi bagi mereka yang tidak memiliki keahlian.

Pekerja Pornografi dari Indonesia

Industri pornografi merupakan bisnis beromset besar dan dan hal ini sepertinya berlaku di negara mana saja. Standard gaji yang sangat tinggi yang berlaku di negara Jepang membuat sebagian pebisnis pornografi menyiasatinya dengan mendatangkan pekerja dari negara lain yang salah satunya termasuk juga dari Indonesia.

PONOGRAPHY DAN HUKUM

 

Batasan pengertian

Setelah cukup panjang saya bercerita tentang ponography di negara tersebut, kita break sejenak dan kembali ke awal dengan membahas pengertian atau batasan dari pornography pornografi, khususnya menurut hukum di negara Jepang.

Pornografi di negara Jepang adalah bebas atau legal di negara tersebut. Bebas yang dimaksud adalah bebas dalam memproduduksi totonan pornografi, majalah, buku, foto, alat peraga dan sejenisnya serta bebas dijual belikan dan didistribusikan. Namun apakah bebas yang dimaksud adalah sebebas bebasnya ? Tentu saja tidak (mana ada kebebasan seperti itu) karena ada beberapa batasan yang tidak boleh dilanggar, beberapa diantaranya adalah :

  1. Harus sudah cukup umur untuk menkonsumsi atau membelinya
  2. Tidak boleh menampilan bagian genital secara langsung jadi bagian penting selalu harus diburamkan.
  3. Khusus untuk buku atau majalah, sama sekali tidak boleh memperlihatkan hubungan suami istri, sedangkan gambar komik dan video adalah perkecualian dengan catatan bagian penting harus diburamkan.
  4. Tidak boleh mempekerjakan tenaga anak anak atau belum cukup umur, baik sebagai pekerja tidak langsung apalagi sampai sebagai pelaku utama.
  5. dll

Yang mungkin menjadi pertanyaan sekarang adalah mungkinkah aturan ini dipatuhi atau berjalan seperti yang diharapkan ? Sepertinya cukup sulit untuk menjawabnya. Namun yang jelas, salah satu dari ciri khas dari negara maju adalah hukum yang sangat tegas dan jelas. Contoh yang lebih mudah adalah aturan larangan merokok dan mengkonsusmi alkohol sebelum berumur 20 tahun. Sejauh ini, aturan tersebut berjalan dengan baik walaupun tentu saja pelanggaran kecil tetap tidak bisa dihindari.


Pornography legal namun prostitusi adalah illegal

Mudah mudahan Anda tidak bingung dan bisa membedakan dengan jelas antara pengertian pornography dan prostitusi. Dengan difinisi sederhana bisa saya sebutkan bahwa pornografi adalah suguhan tentang sesuatu yang porno. Asal cukup umur dan mengikuti sejumlah batasan tertentu, pornografi adalah legal di negara tersebut. Sedangkan prostitusi adalah mencakup transaksi dan jual beli ("intercourse with an unspecified person in exchange for payment"). Undang-undang Anti Prostitusi, (Anti-Prostitution Law) tahun 1956 menyebutkan "No person may either do prostitution or become the customer of it" . Artinya ? Kurang tahulah, ngertinya hanya kata NO saja. Jadi tempat yang khusus menyediakan layanan prostitusi seperti lokalisasi misalnya, bisa dikatakan tidak ada di negara Jepang.

Ah, yang benar, bagaimana dengan kawasan "lampu merah", shoap land, panti pijat dan beragam tempat lainnya yang sering ditulis oleh sejumlah orang ? Banyak orang, khususnya orang asing yang salah menilai dan menganggap tempat semacam itu sebagai tempat prostitusi. Namun tentu saja untuk menyebutnya sebagai tempat massage atau tempat mandi tentu saja juga tidak sepenuhnya tepat. Jadi sepertinya mereka bermain di arel yang disebut "grey area".

Atatu bagaimana dengan sejumlah selebaran atau majalah yang menawarkan sejumlah layanan dan service khusus, lengkap dengan nama wanita dan tarif-nya ? Saya sarankan sebaiknya anda menayakan pada rekan lain yang lebih tahu atau setidaknya pernah berkunjung ke tempat tersebut. Ini adalah informasi yang paling benar, valid dan tidak asal kira kira.

Yang jelas, sekali lagi prostitusi adalah illegal di negara tersebut. Illegal bukan berarti tidak ada dan untuk menemukannya umumnya relatif tidak mudah karean sangat tersamar. Kalau di iklankan dengan terang terangan, kemungkinannya hanya ada 2 yaitu illegal atau jebakan, yang artinya tidak senikmat yang diiklankan atau setidaknya untuk mendapatkan "yang anda inginkan" anda harus melakukannya di tempat lain, diluar jam kerja dan yang jelas tentu saja harus membayar lagi dengan tarif yang jauh lebih mahal. Perlu selalu diingat, pornografi umumnya selalu terkait dengan bisnis para yakuza jadi penuh dengan tipuan. Korban dipastikan tidak akan melapor dan hal inilah yang membuat golongan yakuza tetap exist.

Bagimana dengan klub tertentu yang memberikan pelayanan plus plus seperti oral sex ? Benar, tempat semacam tersebut adalah ada. Hal ini karena prostitusi menurut undang undang Jepang mendifinisikannya prostitusi pada satu aktivitas saja yaitu coitus dan jual beli, sedangkan aktivitas lain seperti oral misalnya adalah adalah tidak diatur oleh hukum. Perkecualian adalah kalau anda melakukannya di area publik, ya tetap merupakan pelanggaran. Bagian ini mungkin sangat membingungkan bagi sebagian pembaca namun begitulah fakta yang sebenarnya di negara tersebut.

Jadi kalau Anda bertanya atau berniat mencari majalah atau film porno di negara tersebut maka dengan mudah Anda bisa menemukan atau membelinya, namun kalau Anda berniat mencari hiburan prostitusi di negara tersebut Anda akan kesulitan setengah mati untuk menemukannya. Kalau cuma sebatas pijat, mandi sabun dan sejenisnya, tentu saja banyak. Namun sekali lagi saya perlu tulis, sebagian besar tempat semacam itu adalah : Tidak melayani orang asing alias Japanese only ! Bingung bukan ?

Pornography marak, kejahatan seksual malah rendah

Marak dan bebasanya peredaran barang barang pornography di sini ternyata berbanding terbalik dengan kecilnya prosentase angka kejahatan seksual, seperti kasus pemerkosaan atau kehamilan remaja. Atau kita lupakan sejenak tetang kasus berat seperti pemerkosaan, satu contoh kecil seperti pandangan mata nakal, jelalatan, siulan dan anak muda duduk bergerombol mengganggu gadis lain yang lewat di jalan tampaknya sangat tidak umum dilakukan di negara tersebut.

Wanita tampak cukup aman jalan jalan di tengah malam sehabis pulang kerja ataupun kegiatan lainnya. Padahal dari segi cara berpakaian sebagian diantaranya sudah cukup digolongkan sangat minim untuk ukuran orang Indonesia. Tindakan atau prilaku seperti foto ini contohnya, dipastikan tidak akan mungkin dijumpai di negara tersebut. Jadi kalau ada yang berani nekat memandang dengan mata melotot dan lidah terjulur   ke seseorang yang berpakaian seksi, maka kemungkinan besar anda akan dianggap gila, tidak tahu etika atau didamprat oleh "pemilik aurat" dengan teriakan "ERO JIJI ". Jiji adalah sebutan untuk pria setengah baya (sekitar 40an tahun ke atas), sedang ero artinya kurang ajar atau porno. Jadi untuk kasus di Jepang, tindakan porno umumnya hanya dilakukan oleh golongan setengah baya. Untuk kasus yang lebih berat bisanya korban akan melapor ke polisi terdekat.

Jadi sepertinya tidak ada korelasi langsung antara kebebasan pornography dengan tingkat kejahatan seksual yang terjadi. Namun tentu saja kebebasan pornografi hanya efektif diterapkan pada sejumlah orang atau negara tertentu saja.

PORNOGRAHY ANAK

 

Di negara manapun, pornography anak pasti dilarang demikian juga dengan Jepang. Bagian ini saya anggap sangat penting sehingga merasa perlu menuliskanya dalam paragrap tersendiri. Pornografi anak disini mecakup pengertian yang sangat luas tidak cuma sebatas tontonan dan perlakuan saja, tapi juga mencakup pernikahan. Anak yang dimaksud pada bagian ini adalah berumur di bawah 18 tahun.

Pornografi yang manampilakan seorang anak sebagai model, memperlihatkan ketelanjangan walaupun cuma setengah badan sudah merupakan pelanggaran serius. Bahkan aktivitas pacaran yang notabene adalah urusan personal, namun kalau pelakunya salah satunya melibatkan anak dibawah umur dan orang dewasa sudah cukup dianggap sebagai pelanggaran. Jadi orang dewasa yang melarikan atau menikahi seorang anak yang belum genap berumur 18 tahun atau anak setingkat SMU termasuk pelanggaran hukum yang sangat berat di negara tersebut. Jadi perlindungan terhadap anak sangat ketat di negara tersebut, tidak hanya sebatas pornografi saja.

Namun tentu saja, seketat apapun aturannya pelanggaran tetap saja ada. "Tahun 2008 ada sekitar 676 kasus pelanggaran di seluruh Jepang." (sumber : The Japan Times). Suatu angka yang cukup tinggi tentu saja. Selain korban yang berwarga negara jepang, cukup banyak juga korban yang berasal dari negara lain. Terlepas dari status kewarganegaraannya, prostitusi anak tetap tidak bisa dibenarkan. Dari salah satu tayangan televisi saya melihat ada Tim khusus yang selalu mamantau pelanggaran ini. Ancaman hukum juga menyasar pria Jepang yang melakukan transkasi anak dibawah umur di luar negeri.

Sepertinya mereka sangat serius untuk meminimalkan kasus pornography anak dengan menangkap pelaku dan produsen ponography anak yang umum disebut "Rorikon" dalam bahasa Jepang yang merupakan singkatan dari bahasa Inggris, lolita complex.

TANGGAPAN MASYARAKAT


Melihat begitu maraknya bacaan dan tontonan porno atau dewasa, bagaimana dengan tanggapan atau pengaruh generasi muda di sini ? Dari beberapa orang yang pernah saya tanyakan disini jawabanya kadang cukup mencengangkan. Kalau ada bacaan khusus anak anak tentu juga ada bacaan khusus dewasa, ditengah kumpulan masyarakat normal tentu juga ada sebagian kecil golongan yang tidak normal, etchi atau hentai. Agar tidak menganggu maka golongan ini harus diberikan tempat khusus sebagai penyaluran kebejatannya.

PENUTUP.

Demikian tulisan saya tentang pornografi di negara Jepang. Mudah mudahan tulisan ini bisa memberikan gambaran yang lebih jelas tentang situasi di negara tersebut.

Sebagai penutup saya hanya ingin mengajukan satu pertanyaan kecil yang walaupun sangat tidak mungkin tapi menarik untuk diimajinasikan : "Apa yang terjadi kalau seandainya kebebasan yang sama juga diterapkan di negara kita ?" Sepertinya kemungkinan besar yang terjadi adalah kehancuran moral. Lha, dalam situasi dilarang serta diikat dengan sekeranjang aturan-pun pornografi tetap marak, apalagi kalau dibebaskan.

Kebebasan memerlukan aturan dan kontrol yang jauh lebih ketat atau dengan kata lain diperlukan kedewasaan dan tanggung jawab pada semua orang. Tanpa diikuti oleh tanggung jawab maka kebebasan akan menjadi percuma. Jadi untuk kasus di Indonesia sepertinya sudah sangat tepat dan jelas : say no to pornography !

 

Semoga bermanfaat

Ditulis oleh : nyoman ardika
Osaka January 2003

 

REFERENSI :

http://en.wikipedia.org/wiki/Shunga
http://en.wikipedia.org/wiki/Pornography_in_Japan
http://en.wikipedia.org/wiki/Pinku_eiga
http://www.interpol.int/public/Children/SexualAbuse/NationalLaws/csaJapan.asp
http://search.japantimes.co.jp/cgi-bin/ed20090601a1.html

 

 

 


Top Page


Ilustrasi
Sumber image : scan

|| About Me || Aturan Copy Artikel dan Photo || Contac Me ||