Sekilas Tentang Nama

 

Orang Jepang umumnya memiliki nama yang cukup khas dan mudah dikenali dan juga mudah diucapkan. Seperti halnya budaya barat, nama orang jepang juga menggunakan dua nama yaitu nama panggilan dan nama keluarga. Namun yang sedikit membedakan adalah aturan penulisannya, yaitu nama keluarga diletakkan di awal dan disusul dengan nama yang bersangkutan. Namun aturan itu berlaku hanya untuk penulisan huruf kanji, sedangkan kalau ditulis dengan huruf romawi, maka nama keluarga akan terletak di belakang.

Seperti umumnya yang berlaku di negara lain, nama panggilan hanya dipakai untuk sahabat dekat dan lingkungan keluarga saja. Sedangkan selain itu, sepenuhnya menggunakan nama keluarga.

 

San, Chan, Kun dan Sama

Secara umum, menyebut nama sesorang secara polos tanpa embel embel, Pak, Bu, Mas dsb adalah tidak umum dilakukan di negara kita, kecuali untuk teman sebaya, suami istri atau anggota keluarga yang lebih kecil. Aturan ini juga berlaku di negara tersebut. Umumnya kata yang paling umum dipakai adalah kata San. Penggunaannya relatif mudah, yaitu ditambahkan pada akhir nama seseorang tanpa membedakan gender, status ataupun umur.

Sedikit catatan, kata San ini tidak bisa berdiri sendiri, tapi harus satu paket dengan nama orang. Jadi kalau di Jepang, tidak tahu atau lupa nama sesorang, untuk memanggilnya rada susah juga. Catatan lain, budaya Jepang tidak mengenal kata hormat untuk diri sendiri, jadi kata ini tentu saja tidak boleh dipakai untuk diri sendiri.

Walaupun kata San sudah cukup sopan dan bisa dipakai dalam berbagai kesempatan, namun ada juga variasi sebutan lain dengan penggunaan yang lebih spesific. Selengkapnya saya coba tulis sebagai berikut :

  1. San
    Adalah kata yang paling umum yang digunakan dan ditambahkan dibelakang nama seseorang. Contohnya: Kagawa-san, Honda-san dll

  2. Kun dan Chan
    Dipakai untuk orang yang lebih kecil, anak, kecil, teman pergaulan atau di lingkungan keluarga. Kun umumnya dipakai untuk anak laki laki sedangkan chan bisa dipakai untuk anak laki ataupun wanita. Chan juga umum dipakai untuk sebutan bayi (Aka-chan) serta binatang peliharaan, seperti Shiro-chan adalah nama untuk anjingnya Sin-chan.

  3. Sama
    Adalah bentuk paling hormat dari kata San. Umumnya digunakan dalam situasi resmi, bahasa tulis, surat menyurat, pengumuman di pusat perbelanjaan dan situasi yang berhubungan dengan bisnis atau pelanggan karena pelanggan adalah dianggap sebagai raja (O-sama). Kata ini juga dipakai untuk sebutan Tuhan dalam bahasa Jepang (Kami Sama)

  4. Lingkungan kerja / group
    Untuk profesi tertentu ataupun di lingkungan kerja, ataupun group nama biasanya aturannya sedikit berubah yaitu tidak lagi menggunakan kata San sebagai gantinya digunakan nama jabatan atau profesi. Contoh mudah misalnya Sensei untuk guru dan dokter, Sachou untuk direktur dsb. Sedikit berbeda dengan kata San yang harus dipakai satu paket dengan nama orang ybs, sedangkan sebutan Sensei dst bisa dipakai berdiri sendiri (tanpa tambahan nama). Istilah lainnya yang umum dipakai adalah Buchou untuk manager, Taicho (kepala regu), Kouchou (kepala sekolah), Senpai (kakak kelas) Tenchou (kepala toko) dan masih banyak lagi.

  5. Lingkungan keluarga
    Bagian ini sepertinya yang paling unik karena hampir tidak dikenal dalam budaya negara lain. Seperti telah disebutkan di awal, budaya Jepang sama sekali tidak mengenal kata hormat untuk keluarga ataupun diri sendiri jadi bagi orang asing mungkin akan sedikit membingungkan. Contohnya mudahnya, ketika kita memanggil orang tua (sendiri) maka digunakan kata Otou-san (bapak) dan Okaa-san (ibu). Kata San ditambahkan pada kedua kata tersebut, sebagai bentuk hormat pada orang yang lebih tua. Namun saat kita memperkenalkan, membicarakan orang tua (sendiri) pada orang lain maka kedua kata tersebut (Otou-san dan Oka-san) tidak bisa dipakai. Sebagai gantinya dipakai kata Chichi (Bapak) dan Haha (ibu). Demikian juga dengan anggota keluarga lainnya, masing masing memiliki dua kata yang harus dibedakan. Selengkapnya saya tulis di tabel berikut :
Terjemahan Keluarga Sendiri Keluaga Lain Huruf kanji
Bapak Chichi Otou-san •ƒ
Ibu Haha Okaa-san •κ
Kakak laki Ani Oni-san ŒZ
Kakak wanita Ane One-san Žo
Adik laki Otouto Otouto-san ’ν
Adik wanita Imouto Imouto-san –…
       
Suami Shujin Go Shujin Žεl
Istri Tsuma Oku-san Θ
Anak Kodomo Oko-san Žq‹Ÿ
Anak wanita Musume Ojou-san –Ί
Anak laki Musuko Musuko-san ‘§Žq
       
Kakek Sofu Ojii-san ‘c•ƒ
Nenek Sobo Obaa-san ‘c•κ
Paman Oji Oji-san hiragana
Bibi Oba Oba-san hiragana
Nephew Oi Oigo-san hiragana
Niece Mei Meigo-san hiragana
Cousin Itoko Itoko no kata hiragana
       
Bersaudara kandung Kyoudai Go Kyoudai ŒZ’ν
Orang Tua Ryoushi Go Ryoushin —Όe
Keluarga Kazoku Go-kazaku ‰Ζ‘°

Contoh sederhana ilustrasi di bawah ini mungkin bisa sedikit membantu

Percakapan
: Kata yang dipakai
A : Kenalkan, Ini ibu saya : Haha
B : Wajah Ibu-mu (okaa-san) mirip dengan wajah Ibu saya (haha) : Okaa-san , Haha
B : Bapak mu dimana ? Saya belum melihatnya   Otou-san
A : Bapak saya ada diruang bawah, lagi bekerja.
Sebentar saya panggil dulu
: Chichi
A : Bapak !!! Coba ke sini sebentar ! : Otou-san !!!

Bingung ? Mudah mudahan tidak. Yang terpenting, sepanjang kita menambahkan kata San di bagian belakang nama orang, hal itu sepertinya sudah cukup. Menambahkan kata San (Chan, Kun) untuk diri sendiripun sebenarnya sama sekali tidak salah, cuma terasa lucu saja karena kesalahan ini umum dilakukan oleh orang asing dan anak kecil. Demikian juga kesalahan menyebut kata Oto-san atau Oka-san untuk orang tua sendiri ketika berbicara dengan orang lain umum dilakukan oleh anak kecil.

 

Nama Depan

Hampir sebagian besar nama orang Jepang terdiri dari dua kata atau nama yaitu nama depan dan nama keluarga. Nama tengah umumnya kurang populer digunakan.

Bagaimana caranya membedakan antara nama depan dan nama belakang ? Bagian ini sepertinya sedikit susah untuk dilakukan. Namun walapun susah setidaknya ada beberpa ciri yang bisa dipakai patokan yaitu dari akhiran suku katanya. Seperti halnya di Indonesia, nama yang berakhiran huruf "i" umumnya adalah nama wanita, sedangakan nama pria umumnya berakhiran "a" atau "o" untuk nama Jawa, namun tentu saja aturan ini tidak baku.

Suku kata terakhir yang berahiran huruf Ko seperti Atusko, Miyako, Mineko, Ayako, Kyoko, Keiko umumnya pemiliknya adalah wanita. Huruf Ko ditulis dengan huruf kanji Žq yang berarti anak. Suku kata lain yang sangat populer adalah akhiran kata "i" atau bersuku kata "Mi" seperti Mayumi, Minami, Sakurai, Mie, umumnya adalah wanita. Huruf "Mi" pada nama di atas ditulis dalam huruf kanji (”ό) yang berarti cantik atau indah. Nama lain yang disukai adalah berakhiran Ka ( atau ‰Τ) yang berarti bunga atau parfume seperti Reika atau berakhiran Na ( Ψatau “ή )yang berarti hijau sperti Haruna.

Untuk nama pria, sedikit susah karena hampir tidak ada aturan atau ciri khusus yang bisa dipakai sebagai identifikasinya. Sedikit bisa saya tulis untuk beberapa nama populer adalah Ro yang berarti anak laki laki (˜Y) atau terang bersinar (˜N) seperti Ichiro, Yasuhiro, Kazuhiro dll.

 

Nama Keluarga

Penggunaan nama keluarga bisa dibilang relatif baru pada budaya Jepang karena baru mulai diterapkan pada masa Restorasi Meiji sekitar tahun 1870an dengan mulai diperkenalkannya sistem registrasi keluarga. Pada masa itu semua orang harus terdaftar dan tercatat pada regestrasi keluarga dan semua orang harus mempunyai nama keluarga. Sebelum itu, nama keluarga hanya umum dimiliki oleh golongan yaitu samurai dan golongan Kuge, yaitu golongan arsitrokrat yang tinggal di sekitar lingkungan istana saja.

Sampai saat ini ada sekitar 290.000 nama keluarga yang terdaftar di Jepang. Jumlah yang sangat banyak kalau dibandingkan dengan negara lain seperti China yang memiliki sekitar 500, Korea 250 atau Finland negara Eropa yang memiliki nama keluarga terbanyak 30.000an. Nama keluarga yang begitu banyak disebabkan oleh cara membaca huruf kanji yang memiliki banyak variasi. Satu huruf kanji bisa dibaca dengan dua atau tiga nama demikian juga sebaliknya, nama yang sama bisa ditulis dengan huruf yang berbeda. Disamping ribun jenis huruf yang sudah lazim digunakan, ada juga beberapa huruf langka yang jarang digunakan serta ditambah lagi dengan nama orang Jepang keturunan China, Korea dan Okinawa yang kadang mempunyai cara baca yang berbeda. Jadi bisa dibayangkan betapa ruwetnya dan bingungnya mereka dalam urursan nama. Untuk menghidari kesalahan yang tidak diinginkan, biasanya dalam catatan dan dokumen resmi bisanya di atas huruf kanji selalu tersedia kolom kecil untuk menulis huruf hiragana.

Umumnya, berdasarkan nama keluarga dan huruf kanjinya biasanya menjelaskan asal usul leluhur atau silsilah orang yang bersangkutan. Misalnya nama keluarga bersuku kata Ta atau Da “c, seperti Yamada, Tanaka, besar kemungkinan berasal dari keluarga petani. Nama bersuku kata Yama, seperti Yamaguchi adalah berasal dari gunung. Nama bersuku kata Fuji atau To, “‘ yang berarti bunga Fuji umumnya berasal dari golongan samurai atau pemimpin. Namun pada semua itu hanyalah asal asul saja atau sekedar nama belaka. Pada masa sekarang silsilah asal nama semacam itu tidaklah terlalu penting seperi misalnya nama keluarga Honda, walaupun berakhiran Da yang berarti sawah, tentu bukan lagi bekerja sebagai petani namun pemilik perusahaan otomotif.


Jiro dan Chojo

Disamping nama resmi seperti di atas, ada juga nama tidak resmi yang sering ditambahkan di depan nama seseorang untuk menunjukkan urutan. Umumnya hanya dipakai untuk keluarga besar yang memiliki banyak anak atau saudara.

ANAK LAKI LAKI ANAK PEREMPUAN ARTINYA
Chounan Choujo anak laki laki/ perempuan pertama
Jinan Nijou anak laki laki/ perempuan ke - 2
Jiro Sanjo anak laki laki/ perempuan ke - 3
dst dst dst

Perbandingannya dengan budaya Indonesia

Di negara kita untuk memanggil nama sesorang menggunakan istilah yang beragam seperti Bapak dan Ibu untuk situasi formal, sedangkan untuk situasi non formal mungkin adalah Mas, Bung, Bli dsb

Indonesia hampir tidak mengenal aturan tentang nama keluarga, kecuali untuk sebagian daerah tertentu seperti Menado, Ambon atau Medan. Pada situasi tertentu disaat nama keluarga wajib dicantumkan, umumnya digunakan kata "Binti" atau "Bin". Untuk kondisi di Indonesia, sepertinya dengan ataupun tanpa nama keluarga, nyaris bukanlah menjadi masalah apapun, namun saat dihadapkan pada aturan negara lain seperti Jepang misalnya, kadang menimbulkan sedikit masalah. Bukan masalah besar tentu saja, cuma saja memerlukan cukup banyak waktu untuk menjelaskannya.

Bagi mereka yang memiliki nama super panjang, umumnya akan lebih sulit lagi khusunya untuk penulisannya, karena formulir untuk kolom nama di jepang umum sangat sempit dan pendek. Maklum saja, nama mereka kalau ditulis dalam huruf kanji umumnya rata rata berjumlah 4 huruf saja, kadang ada juga yang 5 atau 6 huruf tapi relatif sangat jarang ditemukan.

Sedangkan khusus untuk nama dengan urutan kelahiran, umumnya hanya ditemukan di daerah Bali, dengan urutan : Wayan, Made, Nyoman dst. Namun sedikit perbedaannya, urutan nama di daerah Bali tersebut tidak membedakan gender. Untuk membedakan laki dan perempuan dipakai kata awal "I" untuk anak laki laki dan "NI" untuk anak perempuan.

 

Semoga berguna

Ditulis oleh : nyoman ardika
Osaka, Osaka 2007
Revisi terakhir : 01 Oktober 2009


Sumber Referensi :

Wikipedia
http://www.jref.com/language/japanese_surnames.shtml

Artikel terkait :
Daftar nama panggilan populer untuk wanita

Daftar nama panggilan populer untuk pria

Sekilas tentang nama



Ilustrasi
Sumber image : Japanese image CD

| About Me | Aturan Copy Artikel dan Photo | Contac Me |