Opini
Fotografi adalah seni ?
Pendahuluan
Suatu kali saya menemukan sebuah tulisan
dari seseorang fotografer yang mengeluh karena karyanya
diapresiasikan atau dikomentari jelek oleh rekan lainnya.
Diskusi menjadi semakin menarik karena permasalahan menjadi
semakin melebar ke berbagai arah, tata krama, etika, sopan
santun dan terakhir sampai ke masalah seni. "....khan
photo itu merupakan karya seni jadi bagus atau tidaknya
tergantung yang melihat, tergantung selera, tergantung
juri.....dst". Terus terang, kalimat terakhir ini
cukup menarik dan menggelitik yang membuat satu tanda
tanya kecil di kepala saya : "Apakah foto itu adalah
karya seni ?"
Apakah itu fotografi ?
Benarkah fotografi itu adalah seni.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan, fotografi
adalah seni menghasilkan gambar dan cahaya
pada film atau permukaan yg dipekakan. Sedangkan kamus
lainya memeberikan difinisi yang tidak jauh berbeda "The
art or process of producing images .
. ." Nah, gua bilang juga apa. tanpa perlu kamus
pun semua orang sudah tahu kalau fotografi adalah suatu
seni. Nah sekarang pertanyaanya adalah, Apa itu seni ?
"Seni adalah tergantung yang melihat"
Saya yakin jawabannya tentu tidaklah sependek dan sesederhana
itu. Berikut saya mencoba menjawabnya dari sudut pandang
dan pendapat saya sendiri.
BAGIAN PERTAMA
Sekilas tentang seni
Seni adalah keindahan
Seni adalah keindahan. Apa itu indah ? Semua yang enak
untuk dilihat, didengar dan dirasakan adalah keindahan.
Pengertian sederhana ini tentu mempunyai arti yang sangat
luas. Penilaian tiap orang tentang sesuatu yang dianggap
indah tentu tidaklah sama tergantung dari batasan kemampuan
dan apresiasinya terhadap keindahan. Karya Picasso yang
indah tentu akan dianggap jelek oleh orang yang mempunyai
kemampuan kurang dalam hal seni rupa. Jadi hal inilah
yang mungkin memunculkan perdebatan di awal tadi yaitu
rekan lain yang dianggap tidak paham tentang karya bagus,
indah dan seni.
Saya percaya setiap orang sudah dilahirkan bersama dengan
keindahan. Karena seni itu adalah keindahan maka pada
dasarnya semua orang adalah seorang seniman. Siapapun
pasti tahu kalau Bromo adalah tempat yang indah dan seseorang
tidaklah harus menjadi seniman untuk bisa menilai keindahan
dari tempat tersebut. Masalahnya sekarang hanyalah kemampuan
menuangkan keindahan itu ke dalam media tertentu yang
dalam hal ini adalah karya photo dan disinilah kemampuan
seni yang sebetulnya sudah ada tersebut harus digali dan
dilatih.
Seni adalah kebiasaan
Mungkin banyak pembaca yang akan tidak setuju kalau saya
menyebutkan seni sebagai kebiasaan. Sah sah saja, ini
kan menurut cuma pendapat saja. Contoh mudah bisa saya
gambarkan seperti ini. Orang yang sudah terbiasa melukis
akan menganggap seni rupa itu mudah namun bagi orang lain
yang tidak terbiasa tentu akan setengah mati untuk bisa
menggambar wajah orang agar bisa menyerupai manusia. Suku
Asmat ataupun suku Bali sepertinya menurut saya tidak
akan pernah menganggap patung yang selama ini dibuatnya
adalah merupakan barang seni. Apa yang dilakukan oleh
mereka selama ini tidak lebih dari kebiasaan yang dilakukan
turun temurun semata. Demikian juga dengan fotography.
Untuk bisa membuat foto yang layak disebut bagus menurut
saya setidaknya Anda perlu membiasakan diri selama beberap
waktu. Jadi tidak beli kamera, jepret dan keluar karya
seni.
Karya seni dibuat dalam proses waktu yang panjang
Photography adalah melukis dengan cahaya, jadi dalam
hal ini saya mencoba memakai seni rupa sebagai bahan perbandingan
karena masih merupakan "kerabat dekat" dari
seni photography. Siapapun pasti tahu bahwa untuk menghasilkan
satu buah karya lukisan yang bagus tentu membutuhkan waktu
yang lama, berjam jam, berhari hari atau bahkan mungkin
juga sampai berbulan bulan. Atau kalau Anda kurang berminat
pada seni rupa, Anda bisa memakai contoh yang lain seperti
seni batik misalnya. Untuk batik caop sekalipun memerlukan
proses waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan karya
adi luhung tersebut.
Perbandingan di atas hanyalah sekedar contoh untuk menjelaskan
dengan lebih mudah bahwa untuk menghasilkan sebuah karya
seni memerlukan proses yang panjang. Jadi dengan perkembangan
teknologi yang sangat pesat, kamera sederhana sekalipun
sudah mampu menghasilkan 2 gambar perdetik yang itu berarti
120 gambar per menit dan ribuaan gambar per jam. Jadi
apakah Anda masih mau menyebutnya setiap frame dari jepretan
itu merupakan karya seni. Kalau Anda beranggapan seperti
itu alangkah murahnya seni seni photo itu !
Sebuah karya seni yang diproduksi secara masal dan mudah
akan merubah status karya seni itu menjadi murah dan akan
digolongkan tidak lebih dari barang kerajinan. Setidaknya
jauh lebih baik karena setidaknya masih dihargai dengan
menjadikannya sebagai sebagai hiasan dinding, ilustrasi
koran atau majalah walaupun akhirnya berakhir sebagai
kertas pembungkus kacang.
Seni adalah
kebebasan
Salah satu keunikan dari seni adalah kebebasan dari setiap
orang untuk memploklamirkan diri sebagai seorang seniman
dan sama sekali tidak diperlukan harus melewati pendidikan
formal apapun. Untuk sekedar menjadi seorang fotografer
tentu jauh lebih mudah lagi karena hanya dengan memiliki
seperangkat peralatan fotografi siapapun bisa dengan bebas
memberi lebel diri fotografer, mendirikan studio dan usaha
fotografi dan sebagainya. Semua ini disebabkan karena
asas kebebasannya itu tadi. Bahkan yang paling menyenangkan
adalah kebebasan bagi semua orang untuk menyebutkan apa
yang kita hasilkan sebagai karya seni tanpa membedakan
apakah Anda adalah seorang fotgrafer, hobbies atau orang
biasa yang baru beli atau pinjam kamera.
Seni tidak bisa dinilai dengan uang dan atas dasar ini
pula setiap orang bebas dan sah sah saja untuk mematok
harga berapapun pada hasil karya "seninya" tersebut.
Harga yang tinggi juga dipercaya membuat nilai seni dari
karya tersebut menjadi lebih bernilai. Apakah ada konsumen
yang tertarik untuk membelinya tidaklah terlalu penting.
BAGIAN KEDUA
Dasar dan batasan seni
Jadi dari ilustrasi sederhana di atas tentu akan semakin
membingungkan, apalagi point terakhir yaitu seni adalah
kebebasan. Kalau semuanya bisa bebas maka seni dalam photography
akan menjadi ngawur dan tanpa aturan ? Tentu saja tidak
demikian. Bebas dalam berekpresi boleh saja namun untuk
bisa menghasilkan karya bagus tetap diperlukan aturan
dan kriteria tertentu antara lain :
Pakem seni
Setahu saya apapun yang namanya seni itu pasti mempunyai
aturan, batasan ataupun pakem yang jelas. Untuk photography
ataupun seni rupa tentu dikenal yang namanya komposisi.
Komposisi itu meliputi komposisi bentuk, garis maupun
warna. Tanpa mengikuti pakem ini sepertinya karya
tersebut akan jauh dari keindahan.Jadi komosisi ini adalah
ibarat hukum alam.
Anda tahu Picasso ? Pelukis yang terkenal dengan aliran
kubismenya ? Sebelum mulai melukis aneh dan ngawur tersebut,
pelukis besar tersebut mengawali kariernya dengan melukis
secara normal yang berarti harus mengikuti pakem standard.
Demikian juga dengan seni photography. Untuk bisa membuat
karya baru yang keluar dari kebiasaan umum harus dibekali
dengan pemahaman tentang konsep dasar yang kuat.
Jiwa dan rasa
Pertama di awal saya sudah menulis tentang keindahan.
Itu adalah dasar dari seni. Namun untuk bisa disebut sebagai
karya seni tentu indah saja tentu tidaklah cukup karena
harus ada jiwa dan rasa didalamnya. Nah, inilah yang sepertinya
tidak mudah baik untuk dibuat ataupun dinilai. Photo indah
yang seperti apa yang bisa disebut memiliki jiwa dan rasa,
sepertinya akan menyisakan perdebatan yang panjang apalagi
untuk seni yang namanya photography. Semua orang akan
menganggap fotonya seni dan berjiwa dan keributanpun akan
muncul kalau jiwa dan seni dari karyanya dipertanyakan.
BAGIAN KETIGA
Cara sederhana menilai foto bagus
dan seni
Mempersempit cakupan seni dengan
tema dan kriteria
Seni mempunyai pengertian yang sangat luas. Untuk bisa
menilai suatu karya seni yaitu foto itu bagus maka harus
ada batasan tertentu yatu tema dan kriteria. Orang yang
senang foto model kemungkinan besar akan menganggap semua
photo tentang serangga adalah jelek. Jadi kalau seseorang
berkomentar jelek pada foto Anda, ada kemungkinan salah
satunya adalah karena orang tersebut tidak bermianat pada
tema yang Anda pilih. Jadi disinilah peran batasan kriteria
itu sangat penting dan pada setiap lomba photo hal itu
biasanya sudah disebutkan dengan sangat jelas walaupun
sering foto yang dikirim sangat jauh dari tema. Tanpa
batasan seperti itu penilaian tentang foto bagus dan foto
jelek hanya akan menjadi perdebatan belaka.
Dimana karya photo anda tersimpan ?
Ini mungkin adalah cara termudah untuk menilai apakah
suatu karya photo dianggap bagus atau tidak serta karya
tersebut dianggap sebagai karya seni atau bukan. Karya
yang tercetak di bilboard, brosur, pamplet dan sejenisnya
kemungkinan besar adalah termasuk katagori photo komersil.
Karya photo yang tercetak dalam bentuk album pernikahan
umumnya digolongkan sebagai photo dokumentasi.
Karya photo yang disimpan oleh surat kabar kemungkinan
besar adalah termasuk photo jurnalistik. Sedangakan photo
yang tersimpan rapi di hardisk komputer pribadi, tersimpan
di forum photography, blog, site amatiran (seperti site
ini) atau menjadi koleksi tetangga dan handai tolan besar
kemungkinan adalah karya hobbies penggemar photography.
Sedangkan yang terakhir, karya photo yang disimpan oleh
gallery seni bisa dipastikan adalah termasuk karya seni.
Tentu saja cara penilaian di atas tidak mutlak benar,
karana masih bersifat umum namun setidaknya jauh lebih
baik dari debat kusir tanpa batasan yang jelas.
Peran kurator atau juri
Kurator adalah orang yang bertugas sebagai penyeleksi
atau penilai terakhir karya mana yang layak untuk dipamerkan
atau dipilih. Jadi jabatan kurator ini umum ditermukan
pada museum, gallery dan tempat pelelangan barang seni.
Profesi ini biasanya adalah orang yang sudah profesional
di bidangnya. Jadi kurator adalah ibarat juri tertinggi
untuk menilai layak atau tidaknya sebuah karya photo dibilang
bagus, seni atau tidak. Ibarat wasit pada pertandingan
sepak bola, sekontroversial apapun keputusan yang diberikan
masih jauh lebih baik daripada pertandingan yang tanpa
wasit.
Kesimpulan dan Penutup
Fotografi adalah salah satu aktivitas seni dan seni adalah
keindahan. Namun hal itu tidak berarti setiap yang keluar
dari kamera adalah karya seni walaupun foto yang dihasilkan
adalah bagus dan indah. Seni adalah kebebasan jadi siapapun
bebas untuk menggolongkan karya foto yang dihasilkan merupakan
karya seni namun sebagai konsekwensinya semua orang bebas
untuk menyangkalnya.
Tentang foto bagus dan kurang bagus sebetulnya sangat
sederhana yaitu dengan menanyakannya pada diri sendiri.
"Untuk tujuan apa foto itu Anda buat ?" Kalau
foto dibuat untuk tujuan komersial maka sepanjang foto
Anda bisa terjual dan klien Anda puas maka tentu saja
foto itu berarti sudah bagus. Kalau Anda menganggap foto
Anda sebagai suatu karya seni maka Anda harus mengirimnya
pada seorang kurator seni untuk mendapatkan apresiasi.
Kalau foto itu Anda buat untuk tujuan blog, site pribadi
(seperti saya) atau di upload di forum bebas dan mengharapkan
komentar serta masukan dari rekan lain maka berarti Anda
sudah mendapatkannya. Terlepas apakah komentar itu negatif
atau jelek, sepanjang Anda suka dengan karya Anda sendiri
sepertinya tidak ada masalah apapun yang perlu dikeluhkan.
Ditulis oleh : Nyoman Ardika
Osaka 05 September 2009
Note :
Secara tidak sengaja saya menemukan link artikel yang
membahas topik yang persis sama yang ditulis oleh Sdr.
Eki Akhwan . Tulisan beliau sangat menarik, lugas dan
dengan bahasa yang mudah dimengerti.
Link http://www.fotografer.net/isi/artikel/lihat.php?id=629

top page
| Home | Folder
Foto | Artikel |
Profile | Contac
| |